Para Orang Tua & Remajanya


Belajarlah bagaimana mengatakan “tidak!” Mereka akan terus mendesak orang tua mereka sepanjang orang tua membiarkan mereka.

Kerap kali para remaja ingin orang tua mereka mengatakan “tidak!” Meraka akan terus mendesak orang tua mereka sepanjang orang tua membiarkan mereka.

Penulihlah kebutuhan mereka, bukan keinginan mereka.

Para remaja suka berpergian bersama-sama dengan suatu kelompok, bahkan sekalipun bukan ke tempat-tempat yang paling mereka sukai. Mereka akan mencoba untuk menempatkan suatu perjalanan yang salah pada orang tua mereka dengan mengatakan, “teman-teman saya diizinkan orang tua mereka.” Dalam banyak kasus, ini tidak benar.

Bertindaklah sesuai dengan prinsip, bukan karena tekanan.

Para remaja akan terus menekankan orang tua mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, tetapi orang tua tetap pada patokan pada prinsip. Remaja ingin pergi ke pesta minum; tetapi prinsip adalah remaja tidak boleh minum, itu melawan hukum dan menyebabkan ketidak matangan sosial dan emosi.

Berbicarlah kepada anak-anak, jangan berkomunikasi.

Komunikasi merupakan istilah yang telah dipakai berlibih-lebihan yang menyiratkan suatu perangkat khusus yang berisi garis permulaan dalam formula yang mesti dituruti para orang tua. Kita tidak butuh garis penuntun, atau suatu formula, kita perlu berbicara kepada anak-anak kita, menganai perasaan mereka, apa yang mereka pikirkan, dan apa kebutuhan mereka .

Jadilah orang tua yang gigih.

Para remaja sangat gigih dalam berusaha mendapatkan keinginan mereka, tetapi para orang tua harus lebih gigih lagi dalam melihat bahwa kebutuhan mereka terpenuhi.

Pergunakanlah wibawa, bukan kekuasaan.

Para orang tua harus mempergunakan wibawa yang didasarkan pada hikmat, pengetahuan dan kerampilan yang unggul. Sedangkan kuasa di dasarkan pada kekuatan dan tekanan yang lebih unggul. Hal ini mematikan inisiatif dan kreatifitas mereka.


Hadapilah situasi yang terjadi dengan tenang.

Jika remaja melakukan suatu kesalahan, hadapilah persoalan itu. Jangan menunggu amarah bertambah sehingga terjadi ledakan. (Majalah Berita Mimbar)