Memberi & Menerima Pengaruh yg Semestinya



  • Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. (Yoh. 21:3).
Adalah keharusan bagi setiap orang, siapapun dia, untuk berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk dengan sesamanya. Dalam interaksi tersebut terjadilah situasi saling mempengaruhi. Simon Petrus berkata: "Aku pergi menangkap ikan." Mereka menjawab: "Kami pergi juga dengan engkau." Para murid ini berada dalam situasi yang sama, senasib sepenanggungan. Paska kematian Yesus, hidup mereka dicekam ketakutan luar biasa. Mereka masih trauma dengan kekejaman orang Yahudi dan tentara Romawi. Para murid juga tahu bahwa ketika menginterogasi Yesus, Imam Besar bertanya kepada Yesus tentang ajaran-Nya dan murid-murid-Nya.

Orang-orang awam sipilpun mencurigai Petrus. Keluarga dari Maltus yang dipotong telinganya oleh petrus juga mencurigai Petrus. Itulah suasana ketakutan luar biasa. Itulah suasana dan situasi dimana Yesus tidak ada di tengah-tengah mereka. Demikian juga, mereka tereliminasi secara sosial. Mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat. Mereka takut kepada orang banyak.
Sepeninggalan Yesus, para murid itu kalang-kabut bagaikan anak ayam kehilangan induk. Tidak ada lagi panutan, tidak ada lagi figur yang bisa mereka jadikan tempat memperoleh kekuatan.
Lebih celaka lagi, tanpa hadirat Kristus mereka dibutakan secara rohani. Karena kebutaan rohani, Simon Petrus berinisiatif untuk menangkap ikan. Demikian pula, para koleganya terpengaruh dengan apa yang akan dilakukan Simon Petrus, menjala ikan. Sebelumnya, begitu turun gunung, Yesus menjumpai murid-murid pertama dan menetapkan mereka menjadi pejala manusia, beralih dari profesi menjala ikan.

Seolah-olah mereka melupakan hal itu. Rancangan Yesus adalah bahwa mereka harus beralih profesi dari menjala ikan menjadi menjala manusia. Kalaupun mereka kembali kepada profesi yang lama, itu pasti ada hal-hal yang tidak semestinya. Hal itu pasti disebabkan tidak adanya keterlibatan Yesus di tengah-tengah mereka. Memang ayat ini tidak boleh diartikan bahwa semua penjala ikan itu tidak baik atau sebaliknya penjala manusia itu mesti baik. Yang perlu ditekankan di sini adalah pesan yang mengatakan bahwa setiap orang harus ingat dan sadar akan panggilan Allah, yakni melayani.
Demikianlah yang akan terjadi jika kita tidak mengundang Yesus ke dalam persekutuan kita. Tanpa adanya Yesus di tengah-tengah persekutuan kita maka ada kemungkinan kita memberi pengaruh yang tidak semestinya kepada orang lain atau sebaliknya menerima pengaruh yang tak semestinya dari orang lain.

–Soerjan - Berita Mimbar