Memanggil NamaKu



Tahukah anda arti dari  “Memanggil Nama Tuhan” ? Untuk kebanyakan orang , memanggil  nama Tuhan  merupakan suatu  bentuk  ucapan popular – “Oh Tuhan”  ini  atau “Oh Tuhan” itu  yang diungkapkannya dalam situasi yang sulit dan penuh frustrasi . Tuhan tidak menghendaki anak-anaknya menjadi begitu sombong dalam menggunakannama-Nya, tetapi yang dikehendakinya adalah  menerima Dia dan menggunakan nama-Nya dengan penuh keseriusan.

Bahasa Ibrani untuk kata  “memanggil” mengandung pengertian bahwa kata ini ditujukan kepada  pribadi yang spesifik dan dengan permohonan yang spesifik pula. Jarang bahwa nama Allah digunakan dengan cara gaduh dan serampangan. Kenyataannya orang-orang suci dalam Perjanjian Lama memanggil nama Tuhan  dengan tindakan yang sangat hormat didorong oleh pertolongan dari Tuhan Yehovah, nama yang tidak boleh diucapkan dengan sembarangan dan kasar.

Pemanggilan nama Allah diawali dari apa yang dicatat dalam Kejadian 4:26, yaitu setelah anak Set, Enos lahir, “sejak saat itu manusia mulai memanggil nama Allah”. Hingga pada saat ini manusia melakukan pengorbanan dalam menyembah Dia, tetapi tidak meminta apa-apa dari pada-Nya.

Situasi ini menandakan adanya suatu konsep baru dalam komunikasi dengan Allah Sang Pencipta;  “Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya” (Maz 34:7).   “Dalam kesesakan engkau berseru , maka Aku meluputkan engkau ; Aku menjawab engkau dalam persembunyian guntur” (81:8) ; “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui ; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat.”  (Yes 55:6)

Berseru memohon pertolongan tidaklah asing untuk kita. Dalam bagian lain, kita dianjurkan untuk mengakui ketidakmampuan kita  dan memohon untuk meminta pertolongan.  Dalam wilayah yang menyangkut  masalah  rohani, dilemma yang terbesar datang saat pengambilan keputusan adalah siapa yang akan dimintai pertolongan.

Ajaran dan filosofi  “New Age” menyatakan bahwa manusia terdorong untuk  berseru pada  “allah sesuai dengan yang kita kenal berupa dewa atau dewi” atau berseru  kepada kekuasaan yang lebih tinggi”.  Alkitab dengan gamblang dan jelas menyatakan bahwa hanya ada satu Sumber yang  melegitimasikan pertolongan , - Allah Tuhan langit dan bumi . Tentunya dengan  alasan yang jelas mengapa hal itu sangat spesifik.

Beberapa waktu lalu saya menyaksikan  suatu interviu pribadi di televisi yang menunjukkan bahwa pola hidup tidak lagi mengindikasikan bahwa yang diwawancarai itu mengenal atau melayani Tuhan. Ketika suatu tabloid tertentu mencetak kisah yang  memfitnah wanita tersebut beserta suaminya. Mereka menyatakan untuk menyerahkan seluruh situasi mereka kepada  “kekuasaan yang lebih tinggi”. Sebagai akibatnya keesokan hari seseorang datang ke rumah mereka dengan segudang tuntutan terhadap tabloid tersebut untuk menggugat pemiliknya dengan “berjuta juta dollar.”  Orang yang tidak mengajukan tuntutan sesuai dengan Firman Tuhan, mengatakan bahwa ia  memilih untuk berharap pada “tuhan  sebagaimana yang diketahuinya, dan akan mendapatkan jawaban jika ia memanggil namanya.  Tetapi siapa yang menjawab? Sahabatku, kita sedang hidup dalam situasi yang berbahaya. Allah maha besar  dari alam semesta mengundang: “Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui.”  (Yer 33:3).
Apa lagi yang kita butuhkan?!.Jan Silvious
BeritaMimbar/Pulpit Helps./Okt. 05/. p13