Mengingatkan Dia Supaya Tetap Ingat Janjinya

“Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena Engkau telah membuat aku berharap.” (Maz 119:49), Begitu besar pengharapan pemazmur akan janji pertolongan Tuhan sehingga ia mengingatkan Dia supaya tetap ingat janjiNya. Pengharapan dan keyakinan yang sama besarnya tetap harus kita pelihara dan tujukan kepadaNya untuk mendatangkan pertolongan dariNya. Oleh sebab itu, milikilah iman yang sama dengan seorang perempuan yang memiliki iman dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Mat 9:21)  

Kemerdekaan Yang Utuh

Oleh: Pdt. Wahyu Wahono, A.K., M.Th.
 
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” ( Yohanes 8: 38 )]
“ Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepadaNya, Maka kata-Nya kepada orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, kebenaran itu akan memerdekakan kamu”. Jawab mereka, “ Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun . Bagaimanakan Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka:”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka”.
Berangkat dari judul atau tema di atas maka perlulah kiranya dimuculkan dua pertanyaan besar yaitu; “Apa dan Mengapa kemerdekaan yang utuh itu? Dan, bagaimana mendapatkan kemerdekaan yang utuh?”
Pengantar
Setiap tanggal 17 Agustus kita dapat mengenang kembali hari kemerdekaan bangsa Indonesia dari cengkeraman, perbudakan dan penindasan kaum kolonial. Hari Proklamasi kemerdekaan itu telah menjadi tonggak sejarah yang amat penting bagi bangsa Indonesia. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah bebas dari penjajahan kaum kolonial, walaupun selanjutnya berbagai tantangan harus dihadapi untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai. Tantangan yang datang ternyata bukan datang dari luar saja, tetapi juga dari dalam. Sehingga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) juga ada dalam tantangan. Oleh karena itu kita sebagai anak bangsa dan seluruh elemen di NKRI ini harus merapatkan barisan dan melawan semua bentuk pemecahbelah, terorisme dan apapun yang mengancam NKRI.
Secara lahir kita telah bebas dari perbudakan penjajah yaitu bangsa lain diantaranya; Belanda, Jepang dan Portugis, namun secara batin kita masih mengahadapi persoalan dan terus­menerus berjuang untuk melawan berbagai-bagai tantangan hidup. Kita belum benar-benar mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya. Kemerdekaan yang utuh yaitu ketentraman, kedamaian, kemakmuran dan keadilan lahir maupun batin ternyata masih jauh dari kita.

Kita berusaha lepas dari semuanya itu tapi kenyataannya kegagalan yang didapat sehingga membuat hati kita semakin sedih, gelisah, kecewa, frustasi, cemas, setres, dan berbagai kondisi hidup menimpanya. Negeri ini dimana kita sebagai anak bangsa menjerit "Aku ingin bebas, aku ingin kemerdekaan sejati, aku ingin lepas dari itu semua" terdengar disana-sini. Suatu kenyataan yang tidak dapa dipungkiri, bahwa jeritan hati setiap insan yang dibelenggu atau diperhamba oleh persoalan dan masalah hidup masih terdengar disana-sini. Kemerdekaan yang utuh masih jauh, belum tercapai, itulah kenyaataan .

Apa dan Mengapa kemerdekaan yang utuh itu?
Sejak Adam dan Hawa melawan perintah Tuhan, mereka jatuh ke dalam dosa. Sejak itulah dosa masuk ke dalam dunia, dan oleh dosa itu juga maut menjalah semua orang. "Sebab semua orang telah berbuat dosa" dan kuasa maut terus­menerus menindas manusia itu sendiri. Perbudakan, penindasan dosa itu meliputi seluruh manusia yang besar, kecil, tua, muda bahkan sejak dari kandunganpun manusia sudah terinfeksi dosa. Celakanya dosa itu meliputi seluruh unsur manusia yaitul tubuh, jiwa dan rohnya. Keberadaan yang demikianlah maka tidak ada alasan manusia untuk menyelamatkan dirinya dengan bentuk dan cara apapun. Manusia telah rusak moralnya dan semuanya itulah sebabnya dikatakan upahnya adalah maut yaitu api neraka. Sungguh mengerikan bukan?
Manusia berdosa adalah manusia yang ada dalam penjajahan kuasa gelapan. Hati, pikiran dan seluruh keberadaan manusia terjajah dan dibelenggu oleh Ibilis. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari cengraman-nya. Manusia ada dalam kemauan dan kehendak setan. Seluruh kehendak dan kemauan manusia terprotek oleh Iblis. Manusia tidak dapat melepaskan dirinya. Seluruh keberadaan manusia ada dalam penjajahanya. Manusia dalam seluruh keberadaannya menjadi hamba Iblis dan hamba dosa. Itulah sebabnya manusia memerlukan pribadi yang dapat memberikan kemerdekaan yang utuh, yaitu yang meliputi; tubuh, jiwa dan rohnya.

Dalam konteks pengetahuan manusia memang banyak yang dianggap benar. Namun suatu kenyataan bahwa benar dalam konteks pengetahuan dunia dan manusia tidak dapat menjadi alat, obat dan pembasmi dosa. “Kebenaran” dalam koteks manusia tidak akan mampu dan dapat menghancurkan kekuasaan Iblis. Hanyalah “KEBENARAN” dalam Tuhan Yesus Kristuslah yang dapat menyelesaikan penyakit yang membahayakan yaitu dosa dan menghancurkan kuasa Iblis. Kebanaran dalam Tuhan Yesus tidak membutuhkan tambahan, sudah cukup untuk menyelesaikan dosa dan menyelematkan manusia dari api jahanam.

Bagian firman Tuhan di atas menunjukkan arti dan perlunya kemerdekaan yang sebenarnya yaitu kemerdekaan yang utuh dalam kehidupan setiap manusia. Karena dikatakan bahwa semua manusia telah terjajah oleh dosa. Semua manusia membutuhkan kemerdekaan. Setiap orang perlu benar-benar merdeka lahir dan batinnya. Setiap orang perlu benar-benar merdeka yaitu mengalami dan mencapai damai sejahtera. Setiap orang perlu benar-benar merdeka yaitu terlepas dari kekangan takut, gelisah, setres dan berbagai penyakit jiwa yang melanda. Setiap orang perlu sadar dari perbudakan guru yang menyesatkan dan membawa kebinasaan yaitu Iblis dan antek-anteknya, dan berpaling serta menyerahkan diri serta menjadi murid dari Guru Agung yang akan dan menjamin hidup dalam kesentosaan. Setiap orang perlu dimerdekakan dari penjajah hati, pikiran bahkan seluruh hidupnya. Setiap orang siapapun dia, dimanapun berada memerlukan kemerdekaan yang utuh.
Bagaimana mendapatkan kemerdekaan yang utuh?
Terungkap secara jelas bahwa prinsip dasar untuk ada dalam kemerdekaan yang utuh adalah percaya. Kita harus masuk dalam areal percaya dengan penuh kesadaran bahwa ada pribadi yang sanggup mengerjakan dan memberikan kemerdekaan yang utuh. Siapapun kita, bukan hanya orang Yahudi, tapi kita juga non Yahudi kalau percaya pasti akan memperolehnya.
Langkah berikut adalah tetap dalam perkataan-Nya atau firman-Nya. Ini berarti kita ada dalam penyerahan secara totol pada bimbingan dan arahan firman-Nya. Kita membuang semua konsep, ajaran-ajaran yang kita pegang dan jadikan sebagai kebanggaan atau unggulkan dari pada Dia yang adalah pencipta dan penguasa satu-satunya. Kita harus berpaut dan beriman pada Dia saja. Kita harus meninggalkan pengalaman dan keberimanan yang lampau, dan mengarahkan diri pada jaminan yang kekal dalam firman-Nya. Karena keselamatan hanya terjamin apabila kita tetap dalam firman-Nya. Murid yang sejati sudah seharusnya senantiasa taat pada perkataan-Nya. Sekarang kita ada pada satu keputusan yaitu tetap dalam kebenaran firman Tuhan, perkataan Tuhan Yesus Kristus, Sang Pembebas dan penolong satu-satunya. Langkah yang kita buat itu ternya akan membawa kita untuk mengetahui kebenaran yang memberikan atau menjamin kemerdekaan yang utuh itu.

. Dan sekarang perlu masuk dan menjadi murid yang sejati agar kemerdekaan itu akan benar-benar menjadi kenyataan. Sebagai murid sejati yaitu tetap dalam firman atau pengajaran-Nya. Ia tidak akan mendengar dan melakukan yang bukan firman Tuhan. Sebagai murid yang sajati akan tetap dan focus pada pengajaran-Nya. Sebagai murid yang sejati tidak akan pernah walau sedikit melupakan ajaran-Nya. Ia akan memegang apa yang dikatakan, “ Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, “ ( Amsal 3: 1 ).
Sebagai seorang yang telah masuk dan menerima kemerdekaan yang utuh sudah pasti tahu bahwa Allah mengasihi manusia, karena kasihNya yang besar itu maka Ia memberikan Sang Penyelamat atau Sang Pembebas bagi manusia. Perhatikanlah Firman Allah ini, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga dikaruniakan AnakNya yang tunggal itu, supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”. Yohanes 3:16. Sudah pasti bahwa seorang yang telah menerima kemerdekaan yang utuh tidak akan menyia-nyiakan kasih yang begitu besar dan luar biasa.
Yesus Kristus datang untuk menebus manusia dari dosa­dosanya, agar manusia yang sungguh percaya dan menerima Dia akan memperoleh kemerdekaanyang utuh dan sejati. Dia yang tidak berdosa memerdekakan kita dari kuasa dosa dan maut, dengan cara Ia mati di kayu salib. Kemerdekaan yang utuh dan sejati hanya ada di dalam Yesus Kristus. Di luar Yesus yang ada hanyalah perhambaan dan kehidupan menuju kebinasaan. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun bener-berar merdeka. Yoh 8:36. Sekarang Anda, saya dan kita semua yang percaya, menderima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi ada dan pasti benar-benar merdeka. Untuk itu marilah kita teriakkan yel-yel, “Merdeka, merdeka, merdeka”. Merdeka roh kita, jiwa kita, tubuh kita. Merdeka selama-lamanya yaitu dibumi dan di sorga. Merdeka takkala kita hidup di dunia ini maupun kelak kita meninggalkan dunia ini. “ Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya”. ( I Tesalonika 5: 23,24 ). SALAM MERDEKA, OYE.

Berseru & Bersyukur

Kita berdoa dan berseru dengan mengimani pertolongan-Nya atas kecemasan dan keraguan kita "Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus." (Maz3:5). Kita juga berdoa dan bersyukur mengimani bajwa keadaan baik kita semata-karena kebaikan-Nya. "Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Maz 34:2).

Semua Doa Terjawab

Jangan lekas percaya bahwa tidak semua doa dijawab Tuhan. Jawaban-Nya sering jauh lebih bermanfaat dari yang kita minta. Ketika Paulus minta kesembuhan. yang ia peroleh adlh perubahan karakter yaitu kerendahan hati untuk merendahkan diri. Jika ia tidak memiliki kerendahan hati mana mungkin ia merasa layak untuk bermegah dalam Tuhan karena menjadi orang yang dipakai-Nya untuk memberkati banyak jemaat. “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (2Kor 12:7). "Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?” (Maz 56:9)

Masih Ada Tuhan


”Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah! Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya”. (Lukas 7:14-15):

Peristiwa matinya anak tunggal lakii-laki dari seorang janda sudah terjadi. Kesedihan menghinggapi hati wanita itu . Masalah atau persoalan hidup itu sudah terjadi. Manusia itu hidup untuk menghindarkan diri dari kematian, namun anak itu tidak bisa menghindar. Bersyukur bahwa Tuhan Yesus memiliki hati yang mudah tergerak oleh belas kasihan. Ia sanggup memberi jalan keluar atas permasalahan keluarga yang berduka ini, bahkan ketika permasalahan itu sudah memuncak. Yesus mempertimbangkan bahwa anak itu masih perlu hidup beberapa tahun lagi supaya ibunya tidak larut dalam kedukaan.

Kalau Yesus bisa membangunkan orang mati berarti Ia bisa melakukan apa saja, kepada siapa saja, hingga hari ini. Di luar sana, orang sudah menganggap Tuhan itu tidak ada. Mereka membunuh Tuhan dengan pikiranNya. Mereka tidak sadar  bahwa sesungguhnya merekalah yang patut dikasihani. Berbahagialah mereka yang mempercayai kasih dan kuasa Yesus bagi hidupnya. Sadarilah bahwa Yesus sedang mempertimbangkan hal baik dan saat yang baik untuk diberikan kepada kita dan dilakukan untuk kita.

DASAR REWEL (Dialog: Tuhan & Hamba-Nya)

H: Tuhan, mengapa Engkau membiarkan Aku terpuruk justru saat aku berapi-api melayanimu.
T: Supaya kamu terus bergantung pada-Ku
H: Tapi aku sudah tidak tahan, Tuhan.
T: Kamu pasti tahan, Aku akan menyertaimu dan memberi jalan keluar bagimu..
H:  Kalau sudah habis kesabaranku bagaimana?
T: Kalau memang begitu apa yang akan kau lakukan.
H: Menurutku lebih baik aku meninggalkanMu dan tidak lagi perlu melayaniMu.
T: Kalau begitu silahkan saja.
H: Apakah nantinya Engkau tidak merasa kehilangan Aku?
T: Sudah pasti Aku kehilangan sekali atas kepergianmu?
H:   Apakah Engkau akan bisa menemukan penggantiku?
T:   Sudah pasti, masih banyak yang bisa menggantikanmu dan ia pasti mau.
H:   Rasanya tidak adil dan merepotkan Engkau sendiri.
T:   Kenapa begitu?
H:   Daripada Engkau kerepotan mencari penggantiku apa tidak lebih baik Engkau
      menyelesaikan masalahku sekarang supaya aku tidak meninggalkanMu.
T:   Aturan mainnya tidak begitu. Dasar rewel.

Mujizat


Mereka berkata terhadap Allah: "Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun? - Mazmur 78:19

Beberapa waktu yang lalu saya melihat film lama, Ten Commandments, cerita tentang pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Saat melihat visualisasi dari cerita-cerita Alkitab itu, saya bisa bayangkan betapa dahsyat mujijat demi mujijat yang Tuhan lakukan di depan mata bangsa Israel. Betapa tidak? Sepuluh tulah terjadi, dan yang lebih luar biasa lagi, mata mereka melihat tongkat Musa membelah laut Kolsom! Tak berapa lama kemudian mata mereka juga melihat tentara Mesir dikubur hidup-hidup di laut itu juga.
Tuhan sudah membuat banyak mujijat di depan bangsa Israel, namun yang mengherankan adalah melihat kenyataan bahwa mereka tetap saja meragukan Tuhan. Mereka protes dan marah-marah saat tidak ada air. Mereka mengancam akan kembali ke Mesir saat tidak mendapatkan makanan. Mereka meragukan Tuhan. Menurut saya ini pola pikir mereka ini cukup aneh, jika Tuhan dengan mudah bisa membelah Laut Kolsom, masakan Tuhan yang sama tak bisa menyediakan air dan makanan bagi mereka?
Saya mentertawakan cara berpikir bangsa Israel yang bodoh, tapi sesungguhnya saya juga sering melakukan hal itu. Saya tahu bahwa Tuhan sudah melakukan mujijat demi mujijat yang sangat luar biasa dalam hidup saya. Namun giliran saya menemui sedikit masalah dalam hidup saya, kadangkala saya meragukan pertolongan Tuhan. Saya tergoda untuk berpikir, apakah Tuhan bisa menolong dari masalah yang sedemikian kompleks?

Apakah Anda juga mengalami hal ini? Tak seharusnya kita meragukan pertolongan Tuhan, sebab sampai hari ini mujijatNya terus terjadi. Jika Tuhan bisa menyembuhkan orang yang hampir mati bahkan membangkitkan orang yang sudah mati, masakan Tuhan yang sama tak bisa menyembuhkan kita? Jika Tuhan bisa memberkati nelayan sederhana macam Petrus dengan tangkapan yang sangat banyak, masakan Tuhan yang sama tak bisa memberkati usaha kita? Jika Tuhan bisa membawa orang sulit macam Zakheus untuk bertobat, masakan Ia tak bisa melakukannya untuk keluarga kita? Masalahnya hanya satu, kita seringkali meragukannya. Jika saja kita hidup bukan dengan apa yang kita lihat, tetapi dengan apa yang kita percayai, maka kita akan melihat mujijat demi mujijat terjadi.

Sumber:
http://www.renungan-spirit.com/renungan-kristen.html

Ingin Mengalami Mujizat? Datang Kepada Tuhan!


Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2013
Baca:  Mazmur 77:1-21

"Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala."
  Mazmur 77:12

Mujizat-mujizat yang tertulis di dalam Alkitab bukanlah cerita fiksi pengantar tidur, tapi merupakan kisah nyata sebagai bukti bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang ajaib dan berkuasa.  Mengapa Alkitab mencatat tiap-tiap kejadian secara detil?  Supaya kita makin kuat dan teguh di dalam Tuhan.  Mungkin ada yang berkata,  "Ah, itu
kan terjadi di masa lalu dan tak mungkin terulang, karena zaman sudah berubah!"  Penulis tegaskan:  dunia ini boleh saja berubah, tapi kuasa Tuhan tidak pernah berubah, kekal untuk selama-lamanya.  "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35)  dan   "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."  (Ibrani 13:8).  Meski dunia penuh goncangan, kita orang percaya,  "...menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28)

Contoh mujizat di masa lampau tertulis dalam 2 Raja-Raja 4:1-7.  Kisah seorang janda miskin yang sedang mengalami persoalan berat:  berutang banyak, menghadapi penagih utang dan anaknya hendak diambil sebagai jaminan.  Dalam keadaan terjepit mengadulah ia kepada Elisa, nabi yang mendapat pengurapan dua kali lipat.  Tanya Elisa,  "Apa yang kau punya?"  Janda itu menjawab ia hanya punya sedikit minyak dalam buli-buli.  Lalu Elisa memerintahkan janda itu untuk mengumpulkan bejana kosong sebanyak-banyaknya, sampai ia harus meminjam kepada tetangganya.  Apa yang terjadi?  Waktu minyak itu dituang, minyak itu mengalir terus-menerus sampai seluruh bejana kosong terisi penuh, hingga janda itu dapat membayar seluruh utangnya.


Saat dalam pergumulan berat, janda itu datang ke alamat yang tepat  (nabi Tuhan), bukan mencari  'alamat palsu', artinya mencari Tuhan dan berseru kepadaNya.  Saat diperintahkan mengumpulkan bejana-bejana kosong, janda ini pun taat.  Inilah iman yang hidup yaitu iman yang disertai perbuatan.  Akhirnya ia pun mengalami mujizat luar biasa!

Mutiara Kata


Be optimistic, be energetic, & be lively.
Tuhan masih ada dan masih berkerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, untuk mempedulikan kita & mengarahkah langkah kita keluar dari kerikil-kerikil yang menghambat perjalanan hidup kita.
“Engkau tidak meninggalkan mereka di padang gurun karena kasih sayang-Mu yang besar. Tiang awan tidak berpindah dari atas mereka pada siang hari untuk memimpin mereka pada perjalanan, begitu juga tiang api pada malam hari untuk menerangi jalan yang mereka lalui.” (Neh 9:19)

*****************************

Kerinduan-Nya
Kerinduan-Nya adalah bertemu dengan kita, apapun keadaan dan keberadaan kita. "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu. " (Luk 19:5). So, sebenarnya Dia tidak pernah jauh, apalagi menjauhi kita.

Ada saatnya kita sungkan menerima Yesus masuk dalam kehidupan kita. Zakheus malu menerima Yesus karena menyadari bahwa rumah dan seisinya yang adalah hasil penyalahgunaan kewenangan dalam memungut pajak, tidak pantas bagi Yesus yang mulia. Namun Yesus bersikeras untuk berkunjung ke rumah Zakheus. Yesus tidak menghakimi perbuatan Zakheus melainkan justru Ia menghargai niatnya yang sungguh untuk menemukan Dia. Kasih-Nya yang besar mengisi kekosongan hidup Zakheus yang bergelimang harta dunia. Kiranya perjumpaan kita dengan Yesus hari ini di Rumah Tuhan menyegarkan dan menghidupkan hidup kita. "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu. " (Luk 19:5). -Pdt. J.H. Lesnussa

*****************************
Saya Tidak Sanggup
Seringkali reaksi pertama kita atas masalah atau tugas yang kita anggap berat adalah "Saya tidak sanggup". Namun firman Tuhan meneguhkan kita bahwa "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Itu berarti kita dimungkinkan untuk menangani atau menghadapi setiap persoalan yang ada ketika kita melibatkan Kristus di dalamnya. Sederhananya, tidak berlebihan jika kita mengharapkan sesuatu terjadi di luar jangkauan kesanggupan kita "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37).

*****************************


Menyenangkan Hati Tuhan
Mestinya yang kita perjuangkan dalam hidup ini mengarah pada "menyenangkan hati Tuhan. Ketika Dia merasa senang atas apa yang kita sudah lakukan, apa sih yang tidak akan Ia berikan untuk kita? Di saat kita masih menjadi seteru-Nya, Ia memberi anak-Nya yang tunggal, bukan anak yang ke sekian. Itu berarti Ia memberi kita segala yang Ia punya. Terlebih ketika kita sudah menjadi anak-anak-Nya, makin tergerak dan bersukacitalah hati-Nya untuk memenuhi semua keperluan kita. "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).

*****************************

ASAL TIDAK BIMBANG

"Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?”’ (Yer 32:27)

Ketika kita sedang menghadapi sesuatu yang nampaknya tidak mungkin untuk kita atasi, milikilah iman karena tiada yang mustahil ketika Allah di pihak kita.   Bukankah firman Tuhan mengatakan “Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia “? (1Yoh 4:4)

Oleh karena itu jangan menyerah ketika menghadapi apa yang nampaknya mustahil karena kita percaya muzijat itu masih ada dan masih berlangsung.

Ingatlah juga apa yang Yesus ucapkan "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.  Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Mrk 11:23-24).

Akhirnya, ketika suatu saat kita terjebak dalam perasaan bahwa sesuatu tidak mungkin terjadi; ingatlah firman Tuhan ini “Berdirilah dengan teguh dalam iman! (1Kor 16:13).   Jika kehendak Tuhan meliputi kita, apapun bisa terjadi!

Pastor Allen

Kesungguhan dalam berurusan dengan Rumah Tuhan

(1Tawarikh 22:1-16)

Biasanya orang berdoa memohon kepada Tuhan untuk bisa memiliki rumah. Namun dalam bacaan 1Tawarikh 22:1-16 kita bisa menemukan adanya orang-orang yang membuatkan rumah untuk Tuhan. Apa Tuhan itu kalau tidak dibuatkan rumah terus tidak bisa berteduh? Tentu saja tidak. Pengertian rumah Tuhan adalah tempat bagi pertemuan dua hati yaitu hati Tuhan dan hati umat-Nya. Ini tentang orang-orang yang peduli pada Tuhan, tentang mereka yang menghormati Tuhan. Dengan usahanya, mereka ingin menyenangkan hati Tuhan.
Bagi Raja Daud, membangun Bait Allah / Rumah Allah  merupakan prioritas dalam hidupnya. Walaupun tidak diizinkan membangun sendiri, dia berusaha sungguh-sungguh untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pembangunan Bait Allah tersebut.
Sikap Raja Daud tersebut amat mengesankan bila kita mengingat bahwa yang akan mendapat penghormatan bila Bait Allah itu telah berhasil dibangun bukan dirinya, melainkan anak-Nya-Salomo. Raja Daud berusaha melakukan yang terbaik-tidak asal-asalan, bukan untuk kesuksesan dirinya sendiri, melainkan untuk ketenaran anaknya.
Bait Allah adalah lanjutan dari Kemah Suci. Kemah Suci/Kemah Pertemuan/Tabernakel adalah Kaabah Allah. Kemah Suci dibuat di kaki gunung Sinai di bawah pimpinan Musa dengan teliti sesuai petunjuk dari Allah.Kemah itu dibongkar pasang selama 40 tahun perjalanan bangsa Israel dari Sinai sampai ke tanah Kanaan. Bait Allah melambangkan "Kehadiran Allah yang menetap", Bait Allah adalah tempat pertemuan Allah dengan umat-Nya. Jika Bait Allah terbengkelai maka yang terjadi adalah "jadilah kehendak saya" Melalui Kristus, setiap orang percaya bisa menjadi Bait Allah/Kaabah Allah, karena Allah menetap/tinggal/diam di sana. Di jaman anugerah ini Kaabah Allah bisa ada di mana-mana, dimanapun orang percaya ada di sana.(Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” 1Kor 3:16)
Ay 1.  “Maka kata Daud, Di sinilah rumah TUHAN, Allah kita, dan di sinilah mezbah untuk korban bakaran orang Israel."  è Setiap anak Tuhan perlu memiliki kepekaan dan keyakinan akan pimpinan Tuhan. Biarlah Tuhan yang mendahului setiap rencana kita dan menunjukkan kepada kita suatu tempa yang Ia kehendaki untuk melakukan sesuatu.Ay 5.  “dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri" è Biarlah segala sesuatu yang kita lakukan adalah bagi hormat dan kemasyhuran nama-Nya, bukan untuk kemuliaan kita para pelayan-Nya.
Ay 6. “Kemudian dipanggilnya Salomo, anaknya, dan diberinya perintah kepadanya untuk mendirikan rumah bagi TUHAN, Allah Israel” Daud naik tahta melalui liku-liku dan keringat perjuangan, tapi Ia tidak diijinkan Allah mendirikan Bait Allah. Sebaliknya Salomo naik tahta dengan hanya satu tugas yakni membangun rumah bagi Allah Israel.
Ay 8. “tetapi firman TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab sudah banyak darah kautumpahkan ke tanah di hadapan-Ku. è Meskipun sebagian besar peperangan yang dijalani Daud adalah atas dasar perintah dan pertolongan Tuhan  namun Allah tidak menghendaki adanya ingatan akan telah adanya peperangan/kekerasan. Tangan Daud berlumuran darah juga karena peristiwa Batsyeba/Uria”
Ay 9. “Ia akan bernama Salomo; sejahtera dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya.” è Salomo/ shalom= Kedamaian, Rumah Tuhan bukanlah tempat pertumpahan darah. “Rumah Allah” ini harus melambangkan kedamaian/perdamaian. Gereja bukanlah tempat untuk merusak jiwa tapi tempat menyelamatkan jiwa.” Bukan tempat huru-hara.
Ay 14. ”Sesungguhnya, sekalipun dalam kesusahan, aku telah menyediakan untuk rumah TUHAN itu seratus ribu talenta emas dan sejuta talenta perak dan sangat banyak tembaga dan besi, sehingga beratnya tidak tertimbang; juga aku telah menyediakan kayu dan batu. Tetapi baiklah engkau menambahnya lagi.”  è Daud menyadari bahwa jumlah itu mungkin tidak cukup, tetapi Daud pun hanya mampu menyediakan sejumlah itu bagi Salomo, karena kondisi kerajaan Israel pada waktu itu pun dalam kesusahan, karena adanya peperangan dan pemberontakan yang cukup menguras kas negara.  Akan tetapi, Daud pun memberikan hal terakhir yang ia miliki kepada Salomo, yaitu semangatnya. 
Ay 16. “Mulailah bekerja! TUHAN kiranya menyertai engkau!" è Saat kita menyadari bahwa Allah menyertai kita, janganlah hal itu menjadikan kita malah malas untuk berusaha. Karena Allah menyertai kita di sepangjang hidup kita, maka mari kita melakukan sesuatu bersama Dia


Mari kita Lebih Serius dalam berurusan dengan Rumah Tuhan.