Biasanya orang berdoa memohon kepada Tuhan untuk bisa memiliki rumah. Namun dalam bacaan 1Tawarikh 22:1-16 kita bisa menemukan adanya orang-orang yang membuatkan rumah untuk Tuhan. Apa Tuhan itu kalau tidak dibuatkan rumah terus tidak bisa berteduh? Tentu saja tidak. Pengertian rumah Tuhan adalah tempat bagi pertemuan dua hati yaitu hati Tuhan dan hati umat-Nya. Ini tentang orang-orang yang peduli pada Tuhan, tentang mereka yang menghormati Tuhan. Dengan usahanya, mereka ingin menyenangkan hati Tuhan.Bagi Raja Daud, membangun Bait Allah / Rumah Allah merupakan prioritas dalam hidupnya. Walaupun tidak diizinkan membangun sendiri, dia berusaha sungguh-sungguh untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pembangunan Bait Allah tersebut.
Sikap Raja Daud
tersebut amat mengesankan bila kita mengingat bahwa yang akan mendapat
penghormatan bila Bait Allah itu telah berhasil dibangun bukan dirinya,
melainkan anak-Nya-Salomo. Raja Daud berusaha melakukan yang
terbaik-tidak asal-asalan, bukan untuk kesuksesan dirinya sendiri,
melainkan untuk ketenaran anaknya.
Bait Allah adalah
lanjutan dari Kemah Suci. Kemah Suci/Kemah Pertemuan/Tabernakel adalah
Kaabah Allah. Kemah Suci dibuat di kaki gunung Sinai di bawah pimpinan
Musa dengan teliti sesuai petunjuk dari Allah.Kemah itu dibongkar
pasang selama 40 tahun perjalanan bangsa Israel dari Sinai sampai ke
tanah Kanaan. Bait Allah melambangkan "Kehadiran Allah yang menetap",
Bait Allah adalah tempat pertemuan Allah dengan umat-Nya. Jika Bait
Allah terbengkelai maka yang terjadi adalah "jadilah kehendak saya"
Melalui Kristus, setiap orang percaya bisa menjadi Bait Allah/Kaabah
Allah, karena Allah menetap/tinggal/diam di sana. Di jaman anugerah ini
Kaabah Allah bisa ada di mana-mana, dimanapun orang percaya ada di
sana.(Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” 1Kor 3:16)
Ay 1. “Maka kata Daud, Di sinilah rumah TUHAN, Allah kita, dan di sinilah mezbah untuk korban bakaran orang Israel."
è Setiap anak Tuhan perlu memiliki kepekaan dan keyakinan akan
pimpinan Tuhan. Biarlah Tuhan yang mendahului setiap rencana kita dan
menunjukkan kepada kita suatu tempa yang Ia kehendaki untuk melakukan sesuatu.Ay 5. “dan
rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya
sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri" è
Biarlah segala sesuatu yang kita lakukan adalah bagi hormat dan
kemasyhuran nama-Nya, bukan untuk kemuliaan kita para pelayan-Nya.
Ay 6. “Kemudian dipanggilnya Salomo, anaknya, dan diberinya perintah kepadanya untuk mendirikan rumah bagi TUHAN, Allah Israel”
Daud naik tahta melalui liku-liku dan keringat perjuangan, tapi Ia
tidak diijinkan Allah mendirikan Bait Allah. Sebaliknya Salomo naik
tahta dengan hanya satu tugas yakni membangun rumah bagi Allah Israel.
Ay 8. “tetapi
firman TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat
banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak
akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab sudah banyak darah
kautumpahkan ke tanah di hadapan-Ku. è Meskipun sebagian besar
peperangan yang dijalani Daud adalah atas dasar perintah dan
pertolongan Tuhan namun Allah tidak menghendaki adanya ingatan akan
telah adanya peperangan/kekerasan. Tangan Daud berlumuran darah juga
karena peristiwa Batsyeba/Uria”
Ay 9. “Ia akan bernama Salomo; sejahtera dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya.”
è Salomo/ shalom= Kedamaian, Rumah Tuhan bukanlah tempat pertumpahan
darah. “Rumah Allah” ini harus melambangkan kedamaian/perdamaian.
Gereja bukanlah tempat untuk merusak jiwa tapi tempat menyelamatkan
jiwa.” Bukan tempat huru-hara.
Ay 14. ”Sesungguhnya,
sekalipun dalam kesusahan, aku telah menyediakan untuk rumah TUHAN itu
seratus ribu talenta emas dan sejuta talenta perak dan sangat banyak
tembaga dan besi, sehingga beratnya tidak tertimbang; juga aku telah
menyediakan kayu dan batu. Tetapi baiklah engkau menambahnya lagi.” è Daud menyadari
bahwa jumlah itu mungkin tidak cukup, tetapi Daud pun hanya mampu
menyediakan sejumlah itu bagi Salomo, karena kondisi kerajaan Israel
pada waktu itu pun dalam kesusahan, karena adanya peperangan dan
pemberontakan yang cukup menguras kas negara. Akan tetapi, Daud pun
memberikan hal terakhir yang ia miliki kepada Salomo, yaitu
semangatnya.
Ay 16. “Mulailah bekerja! TUHAN kiranya menyertai engkau!"
è Saat kita menyadari bahwa Allah menyertai kita, janganlah hal itu
menjadikan kita malah malas untuk berusaha. Karena Allah menyertai kita
di sepangjang hidup kita, maka mari kita melakukan sesuatu bersama Dia
Mari kita Lebih Serius dalam berurusan dengan Rumah Tuhan.