ANGAN
TETAP BERNYALI TIKUS
Tema
tentang kebaikan Allah tidak pernah habis kita gali, karena kebaikan Allah
takmungkin dapat dihitung dan tak ternilai besarnya. Baik orang mempercayai
atau tidak akan kasihNya, kasihNya tak berubah dan tetap bernilai.
Ketika
kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita
seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi
“nyali” kita tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita,
kita lebih mengijinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa
kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak
ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang
terungkap dari hidup kita.
Jadi,
kita tidak perlu menjadi apa atau siapa. Yang terutama kita harus menjadi orang
percaya yang mempercayakan segala sesuatu dalam hidup kita termasuk
permasalahan kita kepada Yesus. Inilah saatnya kita membuktikan dan mengalami
pertolonganNya seperti yang telah dialami, dinikmati dan disaksikan banyak
orang.
Dalam
Nehemia 9:19 dikatakan “Engkau
tidak meninggalkan mereka di padang
gurun karena kasih sayang-Mu yang besar. Tiang awan tidak berpindah dari atas
mereka pada siang hari untuk memimpin mereka pada perjalanan, begitu juga tiang
api pada malam hari untuk menerangi jalan yang mereka lalui.” (Yanrus)