Istilah-Istilah Antropologi Rasul Paulus


Dari semua penulis Perjanjian Baru Paulus memberikan dogtrin tentang manusia yang paling lengkap. Banyak dogtrin theologia berfokus pada istilah-istilah yang Paulus gunakan bagi manusia. Meskipun istilah-istilah itu sangat penting, namun mereka tidak dapat dipisahkan dri Perjanjian Baru secara keseluruhan. Tambahan pula Paulus menggunakan istilah-istilah itu secara berbeda-beda. Jadi sukar mendapat gambaran yang konsisten. Paulus tidak memberikan defenisi-defenisi yang jelas bagi istilah-istilah itu. Istilah-istilah utama yang digunakan adalah: psuche, pneuma, sarx, soma, kardia, nous (jiwa, roh, daging, tubuh, hati, pikiran)

Psuche (jiwa).

Jiwa paling tidak penting dalam istilah-istilah Paulus. Jiwa difunakan tigabelas kali. Penggunaannya sering dikalahkan dengan (oleh) roh. Kalau jiwa digunakan, sering berarti kehidupan manusia (Rm 11:3; 16:4; Flp 2:30).
Dalam 1 Tesolonika 2:8 artinya agak berbeda, yaitu, yaitu diri. Paulus menggunakan istilah apsukhos = tidak hidup, untuk obejek-objek yang tidak bernyawa. Jadi jelas, jiwa berarti hidup (1 Kor 14:7). Manusia sebagai mahluk hidup sangat berhubungan dengan psuche ini. dalam 2 Korintus 1:23, Paulus memanggila Allah sebagai saksi hidupnya ketika ia mau menekankan kebenaran kata-katanya. Penggunaan istilah ini sehari-hari biasanya ditambahi arti kehendak. Dukungan untuk hal ini hanya terdapat dalam Kolose 3:23 dan Efesus 6:6.
Di dalam Filipi 1:27, mungkin mempunyai arti kehendak, tetapi mungkin juga mempunyai arti keinginan. Tetapi dalam ayat ini, kata psuche berhubungan erat dangan pneuma. Pada suatu ketika Paulus menghubungkan psuche manusia dengan kejahatan (Rm 2:9), tidak berarti (di sini) bahwa psuche jahat, tetapi karena dia merupakan bagian dari keseluruhan manusia maka ia ikut dalam keseluruhan keadaan manusia yang berdosa.
Pemakaian yang serupa juga ada di Roma 13:1 di mana psuche menyatakan manusia secara keseluruhan (lihat 2 Kor 12:15). Dalam 1Korintus 2:14, psuchikos, manusia alami (natur=inspiritual) digunakan untuk manusia-manusia yang tidak lahir baru sebagai antitesa dari manusia pneumatikos. Di sini ada penggunaan yang agak berbeda tapi tetap tidak berarti bahwa psuche itu jahat.
Satu penggunaan psuche oleh Paulus (1 Tes 5:23) menyebabkan banyak perdebatan, apakah Paulus melihat manusia sebagai triad karena di sini psuche dihubungkan dengan tubuh dan roh (psuche, soma, pnema).
Jika di sini Paulus memberikan pendapatnya bahwa manusia terdiri dari triad, maka ini adalah satu-satunya dari semua tulisannya. Agaknay diragukan jika dalam ayat ini Paulus memberikan suatu pengajaran tentang unsur-unsur manusia. Jika ada ayat yang lain yang sesuai dengan pandangan ini. maka munkin pandangan triad ini benar. Karena dalam ayat ini Paulus ingin menekankan pemulihan manusia seutuhnya maka masuk akal kalau ia menggunakan semua istilah sebagai penekanan dan bukan sebagai defenisi.
Dalam 1 Korintus 15 Pulus manggunakan psuchikos dan pneumaikos, tapi di sini ia membandingkan orang-orang Kristen dan yang tidak Kristen. Dalam 1 Tesolonika 5 :23, ia berbicara pada orang-orang Kristen saja.Tetapi jelas dalam tulisan Pulus tidak ada ketegasan dalam penggunaan istilah. Harus jelas juga bahwa dalam tulisan-tulusan Paulus, ia tidak pernah mengajarkan filsafat Yunani tentang adanya jiwa (psuche) sebelum adanya tubuh (soma) yang satu tidak bisa ada yang lain. Berbeda dengan filsayat Yunani tentang adanya keagungan psuche, Alkitab asing dengan hal ini. Paulus juga tidak pernah mengajarkan kebebasan psuche dari soma (setelah mati). Dalam dogtrin Kristen, yang utama bukan psuche tapi pneuma. Konsep Perjanjian Lama yang menekankan psuche (70 kali untuk nephesh) diubah Paulus dengan pneuma karena ia melihat mansia dalam pengalamannya dengan Kristus.
Pneuma (roh)Meskipun pneuma banyak digunakan Paulus untuk Roh Kudus, namun ada banyak juga penggunaan yang lain. Di sini kita tikan membicarkan pneuma sebagai pengaruh rohani atau karunia dalam hidup orang percaya (dalam hal ini menggambarkan secara khusus kedaan orang Kristen yang memisahkan orang bukan Kristen dengan orang Kristen).
Kita ingin melihat dalam hal apa Paulus menggunakan pneuma untuk orang Kristen dan orang non-Kristen. Istilah pneuma jelas datang dari pekerjaan Roh Allah dalam keselamatan dan khidupan Kristen. Pekerjaan Roh Allah ini memberikan suatu demensi baru dalam hidup manusia. Manusia menjadi mahluk baru (2 Kor 5:17).
Tetapi Roh Allah bergerak di dalam dan melalui pribadi manusia. Ia bersaksi pada roh manusia ke ‘unsur’ manusia yang mempu memberi respon terhadap pengaruh ilahi (Rm 8:16). Ada perbedaan yang jelas antara Roh Kudus dan rioh manusia. Masalahnya sekarang ialah seberapa jauh kita dapat berbicra tentang pneuma manusia sebagai bagian dari manusia. Buat orang percaya, pneuma seakan-akan berarti keseluruhan manusia yang diberikan kepada Allah. Ini adalah manusia dalam persekutuan dengan Allah. Orang non Kristen tidak dapat bersekutu dengan Allah karena manusia alamiah, natur, psuchikos, tidak dapat mengerti hal-hal Allah ( 1Kor 2:6 dst).
Jika apa yang dimaksud oleh Paulus dengan roh manusia sendiri? To pneuma tou anthrophos (1 Kor 2:11).
Kalau kita membaca 1 Kor 15:45, kita melihat hal pseche Adam dibandinkan denagn pneuma Kristus yang memberi hidup. Kita tentunya (dari ayat ini) belum belum dapat berkata bahwa Adam tidak mempunyai roh alami. Yang lebih penting adalah ketika Roh Kudus bekerja dalam seseorang, Ia mengubah roh alami manusia dan menjadikan manusia itu ciptaan baru; atau bahwa waktu keselamatan diperoleh, Roh Kudus memberi pada manusia itu roh yang sebelumnya ia tikada punya.
Sukar bagi kita untuk menerima bahwa pneuma adalah sesuatu yang ditambahakan pada manusia. Lebih masuk akal jika roh manusia yang alami, yang dalam keadaan, sebelum selamat, tidak aktif, pada waktu mendapat keselamatan, dibangkitkan oleh Roh Allah. Jika hal itu benar, maka harus bedakan antara roh alamia manusia dan roh orang-orang Kristen. Meskipun hubungan mereka sangat erat. Waktu Paulus mengatakan bahwa rohnya disegarkan, ia menggunakan istilah pneuma secara umum; jadi berlaku juga untuk non Kristen (1 Kor 16:18; 2 Kor 4:13; 7:13).
Pneuma dalam hal ini sama dengan dir. Yang disegarkan adalah manusia secara keseluruhan dan tidak disebut-sebut tentang Roh Allah. Pneuma di sini mungkin juga berarti pikiran. Rasul
Paulus tidak menggunakan kata ini untuk angin atau nafas. Juga tidak untuk binatang-binatang. Pneuma adalah unsur yang lebih tinggi dalam manusia yang tidak jahat ataupun yang baik. Pneuma bisa dinajiskan (2 Kor 7:1) ataupun disucikan (1 Kor 7:34). Rupanya pneuma mempunyai pengaruh yang domian dalam seseorang. Dalam pikiran Paulus, pneuma hampir identik dengan psuche. Jika kita memiliki alasan dari ide Paulus tentang roh manusia, kita melihat ada persamaan yang besar antara dogtrin manusia dalam Perjanjian Lama dan dogtrin Paulus. Di dalam pengalaman-pengalaman agama mistik ada perbedaan besar dengan pengalaman Paulus tentang pneuma. Dalam mistik tidak dihubungkan dengan kewajiban moral. Keselamatan dalam agama misteri ini dihubungkan dengan suatu pengalaman ekstatis, sedangkan dalam kekristenan seperti dijelaskan Paulus, keselamatan merupakan proses pengudusan yang terus menerus. Juga dalam agama-agama misteri, roh itu di bawa ke alam lain sedangkan dalam orang-orang Kristen yang meskipun bukan dari dunia ini, ada dalam dunia dan tidak bisa tidak akan berhubungan dengan dunia ini. sebuah kontras lain ialah dalam pengajaran Pulus, kekalan rogh tidak terpisah dari tubuh.Paulus tidak jelas membedakan psuche dan pneuma waktu membicarkan kehidupan yang lebih tinggi. Kita dapat menyimpulkan bahwa penggunaan pneuma yang lebih luas oleh Paulus tampak dalam pengalaman lahir barunya di mana Allah yang sepenuhnya mengambil inisiatif. Psuche terlalu berpusat pada manusia bagi Paulus, sehingga tidak cocok digunakan sebagai istilah ajarannya.
Kardia (hati)
Kita berhutang kepad Perjanjian Lama di mana organ-organ tubuh digunakan untuk menyatakan emosi. Hanya sekali saja Pulus menggunakan istilah kardia sebabago pusat kehidupan (2 Kor 3:3), tetapi di sini bahkan digunakan sebagai kiasan. Dalam beberapa kasus, kardia digunakan untuk menyatakan keseluruhan manusia dalam. Paulus melihat Kardia sebagai pelaksanaan iman (Rm 10:10). Dan yang menyatakan komitmen keseluruhan seseorang kepada Kristus.
Allah menyinari kardia ini “supaya kita peroleh terang dari pengetahuan tentang kemuilaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.” (2 Kor 4:6; lihat juga Ef 1:18). Kalau kita membandingkan 2 Kor 1:22 dengan 5:5, kita melihat bahwa garansi Roh dalam hati kita sama dengan garansi dalam kita yang menyatakan bahwa hati adalah keseluruhan manusia.Kristus dikatakan tinggal di dalam hati (Ef 3:17), Roh dikirimkan dalam hati (Gal 4:6) dengan damai Kristus bagi orang-orang Kristen (kol 3:16). 
Karena kardia di dalam keadaan alamianya tidak menyembah kepad Allah (dikhususkan kepada Allah), tidak mengherankan kalau ada pernyataan-pernyataan tentang korupsi-korupsi dalam hati. Nafsu bangsa-bangsa disebabkan karena hati mereka (Rm 1:24). Hati juga bisa keras da tidak mau bertobat, dalam hal menimbulkan murka bagi dirinya sendiri (Rm 2:5). Tetapi meskipun demikian, hati itu sendiri tidak jahat dengan sendirinya. Ia bisa taat ataupun bisa berontak (Rm 6:17). Paulus menyatakan keinginan yang kuat bagi bangsanya sendiri sebagi keinginan hatinya (Rm 10:1). Jadi hati dianggap tempat dari emosi. Paulus menyatakan ‘cemas’ dan ‘sesak’ dalam hatinya bagi orang-orang Korintus (2 Kor 2:4).Ketika Pulus menggunakan kata sifat ‘sia-sia’, ‘bodoh’ tentang hati bangsa-bangsa dalam Roma 1:21, ia tidak bermaksud bahwa hati itu sendiri sia-sia, tetapi bahwa karena kegagalan moral, hati bersifat demikian.
Kadang-kadanga hati juga digunakan untuk kehendak (1 Kor 4:5) di mana Tuhan bermaksud untuk menyatakan hati-hati manusia (lihat 1 Kor 7:37). Jika dalam 2 Korintus 7:2 Paulus mengajar orang Korintus untuk membuka hati mereka, ia menggunakan istilah kardia sebagai pusat emosi oeang-orang Kristen. Hal yang serupa ada juga dalam Felemon 7 dan 20, meskipun digunakan kata splamgna dan tidak kardia. Sesuai dengan pengaruh Ibrani, menyegarkan hati berarti menyegarkan seluruh pribadi itu. Pau;us tidak ketat dalam menggunakan istilah-istilah fisik untuk arti kiasan, kardia digunakan terutama untuk menyatakan emosi dan hal-hal kehendak, kardia harus dibedakan dari nous (pikiran) yang dugunakan untuk aktivitas mental. 
(Febrian Lumintang)