PERISTIWA KELAHIRAN YESUS KRISTUS, BUKTI KETEPATAN PENETAPAN WAKTU

Spiros Zodhiates


Pijakan firman : Galatia (4:4). “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang
lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada Hukum Taurat”

Natal bukanlah sesuatu yang dapat dianggap sebagai peristiwa sebab-akibat dalam sejarah dunia. Natal merupakan peristiwa yang telah diprogramkan oleh Allah sendiri. Meskipun Allah tidak mempunyai komputer sebagaimana yang kita kenal sekarang, namun Ia adalah pribadi yang berintelegensi, dan Ia adalah satu-satunya yang telah memberikan kepada manusia kecerdasan untuk merekayasa komputer. Kalau ia memungkinkan kita mempunyai kemampuan seperti itu, Ia tentu saja memilikinya untuk diri-Nya sendiri. Ia adalah Guru Besarnya para guru besar pemogram.
Mengapa Allah Bapa tidak mengutus AnakNya ke dalam dunia lebih dini, sebelum olehNya atau apakah Dia pada waktu tertentu secara tak terduga 

1. Apa arti “genap waktunya”

Apa maksud Paulus dengan ungkapan “genap waktunya”? Kata genap dalam bahasa Yunani adalah pleroma yang berasal dari pleroo, membuat genap, membuat penuh, dan kata sifat pleres yang artinya penuh, berisi, sempurna. Kata itu bisa mempunyai makna aktif sebagaimana dalam Matius 9:16 dan Markus 2;21. Kata itu dapat bermakna sesuatu yang ditempatkan untuk menutupi suatu kesenjangan, atau sebuah lobang pada pakaian. Dalam pengertian pasif, sebagaimana dalam 1 Korintus 10:26, “bumi serta segala isinya” (kata “segala” diterjemahkan dari pleroma = kepenuhan. 

Apa bedanya kalau saat masuknya Yesus Kristus ke dalam dunia ini berbeda? Dalam hal itu, nubuatan Daniel ihwal waktu masuknya Tuhan Yesus sebagai Mesias Raja ke dalam Yerusalem sebelum kematianNya akan tidak tepat dan ini membuat Firman Allah akan didiskreditkan.

Ini yang Daniel 9:25, 26 katakan; “Maka ketahuilah dan pahamilah; dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanan lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan (kembalinya orang-orang Israel dari pembuangan). Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi (kematian Kristus), padahal tidak ada salahnya apa-apa...”
Itulah pemenuhan nubuatan yang mestinya membuat setiap orang yang tidak percaya berdiri dan menaruh perhatian. Kelahiran Kristus menunggu penggenapan waktu, tepat pada saat yang telah ditentukan. Itu sudah dirancang oleh Allah sendiri. Dan Allah tidak berbuat kesalahan. 

Kata “waktu” adalah chronos yang merujuk pada durasi (lamanya), waktu yang abstrak, yang dirasakan dan diukur dengan turutan/rangkaian obyek dan peristiwa. 

4. Kegenapan waktu

Dalam Efesus 1:10 Paulus mempergunakan ungkapan “kegenapan waktu”, tapi kata yang dipergunakan untuk “waktu” bukan chronon, bentuk jamaknya chronos, waktu, sebagaimana digunakan dalam Galatia 4:4, tetapi kairon, bentuk jamaknya kairos, musim, kesempatan,”.... sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” (Efesus 1:10).

Galatia 4:4 menyatakan bahwa pada waktu yang tepat, cocok, bukan pada waktu sembarangan, “Allah mengtus AnakNya.” Kata Allah didahului kata sandang tertentu yang mengindikasikan kata itu mewakili Allah Bapa. Yesus ketap kali menegaskan bahwa Bapa (Matius 10:40; Markus 9:37; Lukas 10:16; Yohanes 3:17; 34, 5:36, 38; 6:29, 57; 7:29; 8:24; 10:36; 11:42; 17:3, 8:18:1, 21, 23, 25;20:21). 

Ini tidak berarti bahwa sang Anak adalah utusan yang lebih rendah dari pengutus. Yesus Kristus mengkalim diriNya setara dengan Bapa. “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30).
Tapi, Yesus yang sama juga mengakui bahwa di dalam keberadaaNya sebagai Anak manusia untuk merampungkan tugas yang telah dirampungkan kepadaNya, Dia lebih rendah dari Sang Bapa. Bapa lebih besar dari diriNya. KarenaNya Ia mengakui Bapa sebagai yang mengutus Dia (Yohanes 14:28).

Tetapi kata kerja dalam Galatia 4:4 bukan apestelein, bentuk aorist dari apostello, melainkan exapesteilen ex atau ek, yang artinya keluar dari. Hal ini menunjukkan kemesraan, kedekatan yang luar biasa antara Dia yang mengutus dan Dia yang diutus. Dia yang telah diutus, keluar dari pangkuan Dia yang mengutus, Bapa (Yohanes 1:18). Dia yang senantiasa berada dipangkuan sang Bapa telah diutus keluar dari pangkuan sang Bapa telah keluar dari pangkuan sang Bapa untuk merampungkan pekerjaan penebusan.
Kata kerja exapostello yang sama dipergunakan juga dalam Galatia 4:6 keluar dari diriNya sendiri “Roh AnakNya” untuk masuk ke dalam hati kita dan memampukan kita berseru, “ya Abba, ya Bapa.

5. Selaku Allah Anak, Kristus datang ke dalam dunia

Kristus di dalam inkarnasiNya tidak hanya mengklaim bahwa Ia telah diutus, tetapi juga bahwa Ia telah datang secara sukarela ke dalam dunia, yang tidak pernah dapat dikatakan kepada siapa pun juga yang pernah lahir didunia ini. 

Mengapa tidak anda buat Natal ini sebagai peristiwa terbesar dalam kehidupan anda? Akuilah dan bertobatlah dari dosa dan terimalah kedatangan Kristus ke dalam dunia ini sebagai satu-satunya pengharapan anda untuk memperoleh keselamatan.

Pendahuluan memutuskan untuk mengutus AnakNya ke dunia? Mengapa Allah Bapa tidak mengutus AnakNya ke dalam dunia lebih dini, sebelum waktu sebenarnya Ia datang? Apakah waktunya telah ditetapkan sebelumnya olehNya atau apakah Dia pada waktu tertentu secara takterduga memutuskan untuk mengutus AnakNya ke dunia? 
Di dalam Galatia 4:4"genap waktunya” berarti saat yang cocok dan tepat bagi kedatangan Kristus ke dunia. Allah telah menyiapkan dasar pengutusan AnakNya ke dalam dunia. Ia tidak mengutusNya pada tahun atau hari yang terlalu dini atau terlalu lambat dari saat semestinya Ia harus diutus.
2. Waktu dari kelahiran Kristus memperkuat kredibilitas Alkitab
3. Nubuatan Daniel

Bagaimana hal ini diperhitungkan secara kronologis? Saat Artaxerxes Longimanus mengeluarkan dekritnya untuk membangun kembali tembok Yerusalem adalah hari keempatbelas bulan Maret (Nisan) tahun 445 sebelum Masehi (Nehemia 2:1). Untuk membangun kembali tembok Yerusalem dibutuhkan waktu 49 tahun. Ini berarti tembok itu selesai dibangun pada 396 sebelum Masehi. Kalau kita menambahkan 38 tahun kepada 396 kita mendapat 434 tahun yang mengarahkan kita pada tahun penyaliban Kristus. Ini berarti Kristus berusia 38 tahun. Padahal kita tahu bahwa Ia hidup hanya sampai 33 tahun. Perbedaan kelebihan 5 tahun ini terjadi karena perbedaan 5 hari per tahun antara kalender barat yang didasarkan atas tahun matahari, sementara kalender Yahudi yang didasarkan atas tahun bulan yang hanya mempunyai 360 hari. Karena itu, angka 38 ini mesti dikurangi 5, dan kita mendapat 33 (tahun 33 M). Hari keempatbelas bulan Nisan (Maret) tahun 33 M, adalah hari dimana Kristus memasuki Yerusalem sebagai Raja, empat hari sebelum Ia mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita. 

Dari kata ini didapatkan kata “chronometer” (Ing), arloji untuk mengukur waktu tanpa rujukan apapun kepada penggunaan keadaan waktu. Chronos kontras dengan kata Yunani lain, kairos, yang merujuk pada musim atau waktu menurut adanya peristiwa tertentu, kesempatan.

“Genap waktunya” dalam Galatia 4:4 adalah penyelesaian kronologi. Rencana Allah mengatakan bahwa Yesus lahir pada tanggal yang telah ditetapkan, dan bahwa setelah 483 tahun (69x7 masa) dari sejak dikeluarkannya dekrit untuk membangun kembali tembok Yerusalem, Yesus akan memasuki Yerusalem sebagai Messiah Raja. Hal ini menunjukkan bahwa, kelak pada suatu waktu, pada akhir dari masa ketujuh puluh, Ia akan memasuki Yerusalem Baru dimana Ia menjadi Rajanya untuk selama-lamanya. (Daniel 9:26; Wahyu 11:2,3;12;14; 13:5-7; 19:11-21; serta Wahyu dalam masa (dispensasi) gereja, yaitu kronologi tak berkuantum (Efesus 3:2-7; Kolose 1:24-29). Masa ketujuh puluh, suatu periode tujuh tahun, akan di mulai kalau, orang-orang percaya yang telah dibangkitkan dan diubah, terangkat ke awan-awan oleh kedatangan Yesus ( 1 Tesalonika 4:15-17).

Disini maknanya adalah penggenapan kesempatan-kesempatan . Ini artinya bahwa Allah akan menuntut perhitungan managemen ihwal bagaimana kita mengisi kesempatan yang telah dipercayakan kepada kita, menghitung keseluruhannya dengan apa arti semuanya itu bagi Kristus di sorga maupun di bumi. Pada waktu yang telah ditunjuk, sang Bapa mengutus AnakNya masuk ke dalam dunia langsung dari pangkuanNya.

Dalam semua rujukan ikwal pengakuan Yesus Kristus bahwa Sang Bapa telah mengutus Dia ke dalam dunia kata kerja yang dipergunakan adalah aposetello, diutus keluar dari. Dan kata kerja inilah kata benda apostolos (rasul) berasal. Rasul adalah seorang utusan, seseorang yang mewakili orang yang mengutus Dia dan tidak pernah kehilangan hubungan dengan orang yang mengutusnya. Itulah sebabnya Yesus secara konsisten mengatakan, “Aku berkata kepadamu sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri; sebab apa yang dikerjakan Bapa tidak juga yang dikerjakan Anak.” (Yohanes 5:19, 36; 10:15). “… supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yohanes 10:38; 14:11,20).

“Biarpun Aku bersaksi tentang diriKu itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan kemana Aku pergi.” (Yohanes 8:14). Ia membicarakan kematianNya sebagai saat kemuliaanNya ke dalam mana Ia sendiri datang (Yohanes 12:23, 27). Meskipun Yesus diutus oleh Bapa, namun Dia sudah berada bersama-sama Bapa sejak dari semula, dan bahwa Ia dengan sukarela datang kedunia untuk menyingkapkan Bapa. “Dialah yang menyatakanNya,” (Yohanes 1:18). Kata kerja yang diterjemahkan “menyatakan” ialah exegesato dari mana kata exegesis berasal, yang artinya bahwa Ia datang untuk membuat Allah dapat kenal, dapat dimengerti. Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini untuk dua maksud, pertama, untuk menceritakan kepada kita bahwa Allah bukan sekedar pribadi yang harus ditakuti, tetapi juga harus diterima sebagai Bapa yang mengasihi yang tidak menyesal mengirimkan AnakNya sendiri keluar dari pangkuanNya. Dan kedua, bahwa Dia sendiri (Yesus) tidak menyesal datang ke dalam dunia untuk mati menebus orang-orang berdosa seperti saya dan anda. “...Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan diantara mereka akulah yang paling berdosa,” tulis Paulus dalam 1 Timotius 1:15. Kalau anda tidak dapat mengatakan demikian terhadap kedatangan Kristus ke dalam dunia ini, Natal sama sekali tidak bermanfaat, meskipun anda merayakannya sebagai peristiwa sejarah besar dan mengakuinya setiap kali anda menulis sebelum Masehi atau sesudah Mase