ILUSTRASI
Ada seorang laki-laki tua yang
kemanapun ia pergi selalu membawah kaleng kecil berisi minyak. Jika ia
melewati sebuah pintu yang berderit, ia mengolesi engsel-engselnya dengan
sedikit minyak. Jika sebuah pintu gerbang yang sulit dibuka, ia meminyaki
engselnya. Demikian ia melewatkan hidupnya dengan meminyaki semua tempat
yang sukar dan membuatnya menjadi lebih mudah bagi mereka yang datang setelah
dia. Orang menyebutnya eksentrik, aneh, menjengkelkan, dan
nama-nama lain sejenis itu. Tetapi laki-laki tua itu terus
saja, mengisi kembali kalengnya dengan minyak kalau sudah mulai kosong dan
meminyaki tempat-tempat yang sukar dibuka jika ditemukannya. Ia tidak
menunggu hingga ia menemukan sebuah pintu yang berbunyi keriat-keriut atau
engsel yang karat, baru pulang ke rumah untuk mengambil
minyaknya, tapi ia membawa minyak itu di dalam kaleng
bersama-samanya. Ada
banyak kehidupan yang berkeriat-keriut dan diperlakukan dengan kasar hari demi
hari. Mereka butuh lumasan dengan minyak kebaikan, kelembutan atau
perhatian. Kaleng minyak itu terutama merupakan salah satu hal yang
memberi ciri kepada kepercayaan Kristiani. Kaleng minyak serupa itu yang
Yakobus inginkan kita bawa sepanjang waktu. (Majalah Berita Mimbar)