Tiap Detik Yang Berharga

Karena manusia itu tak bisa mengendalikan perjalanan waktu maka hari ulang tahun itu pasti datang. Bagi yg suka dengan hari itu maka ia tidak sabar menantikannya. Bagi yang tidak menyukainya akan kalo bisa menghindarinya. Kemungkinan dia berpikir wah umur sdh tambah tapi yg dicita-citakan belum kesampaian.
Menurut Abraham Lincoln, yang berharga dalam kehidupan manusia bukanlah tahun-tahun yang dijalani dalam kehidupan seseorang melainkan kehidupan yang  dijalani dalam tahun-tahun tersebut. Jadi yang berharga adalah kualitas kehidupan bukan rentang waktu kehidupan. Hal ini senapas dengan yang diungkapkan Salomo ketika menjawab tawaran Tuhan. Ia lebih suka dianugerahi kebijaksanaan dan pengertian daripada “kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencinya, dan juga tidak meminta umur panjang, (2Taw 1:11) 
Nampaknya kualitas kehidupan tidak ditandai dengan apa yang berhasil diraih orang atau sudah menjadi apa dia, melainkan karena kemelekatan hidup bersama Allah di sepanjang kehidupan. Itulah mengapa piihan Salomo menghasilkan buah yang bisa kita nikmati melalui hikmat yang diwariskan kepada kita. Hikmat tersebut sungguh berharga dalam kehidupan orang percaya ketika merenungkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Seandainya Salomo meminta kekayaan, belum tentu kita dapat mewarisinya. Tetapi kedekatan Salomo dengan Pencipta-Nya menjadikan dia dihargai oleh Tuhan  dan dihormati manusia.
Tiap detik dalam kehidupan  itu berhrga, khususnya bagi mereka yg dekat dengan Tuhan. “Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya. Tuhan tidak bs didikte utk hal ini.” (Maz 21:5) . Dalam hal umur manusia, Tuhan tidak bisa didikte oleh manusia. Umur panjang atau pendek adalah milikNya. Tuhan juga tidak mau didikte untuk memanggil seseorang pulang kepada kekelan. Oleh karena itu kita sering mendengar kiasan yang mengatakan ada org yg memiliki lebih dari satu karena terhindar dari berbagai hal yg beresiko kematian.
Perjuangan untuk hidup telah manusia lakukan sejak lahir. Seorang bayi akan dengan bahasa bayinya meminta kepada orang tua atau orang2 dekatnya atau siapa saja supaya ia bisa tetap hidup. Hidup itu telah diberikan kepada kita. Bahkan hidup dalam kelimpahan telah dijanjikan. Umur panjang dan kelestarian hidup itu merupakan simbolisasi betapa Sang Pemberi Hidup  itu memberi kebahagiaan kepada yang Dia kenan.  “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Ams. 23:18). 
Di setiap tibanya hari ulang tahun, mestinya setiap orang  diingatkan betapa Tuhan mengasihinya. Tuhan mengijinkan setiap orang untuk lahir ke dunia, meskipun harus menangis saat kelahirannya. Tangisan itu menandakan betapa lemahnya dia dan bersyukur bahwa ada banyak orang tersenyum bahagia atas kelahirannya dan siap untuk menolong dia menempuh perjalanan hidup di dunia ini. Kelemahan makhluk kecil itu telah Tuhan atasi dengan keberadaan orang-orang yang mengasihinya.
Kita mengucap syukur utk hari ulang tahun, tetapi kita jg harus mengucap syukur utk setiap hari karena setiap hari yang Tuhan berikan adalah waktu yang diberikan manusia untuk menjalani hidup yang telah Ia berikan. 
Memang selama menjalani kehidupan idak semua orang bisa menikmati semua pengalaman yang menyenangkan seperti yang diharapkan- Namun kita harus ingat bahwa hidup itu telah Ia berikan untuk kita jalani sehingga Ia juga tidak akan membiarkan setiap orang menjalani dalam kesendirianNya. Apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia bisa saja tidak jadi terjadi jika Ia tidak mengijinkan. Ia tahu batas-batas kemampuan setiap orang dalam menjalani pengalaman pahitnya. 
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1Kor 10:13).