Masih Ada Jalan Keluar

Lukas 7:11  ....13  Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, .....

Peristiwa mati itu sudah terjadi. Kesedihan itu sudah terjadi. Masalah atau persoalan hidup itu sudah terjadi. Kalau dikatakan bahwa manusia itu hidup untuk mati atau hidup itu bermuara kepada mati, berarti puncak persoalan kehidupan itu sudah terjadi. Hal yang logis adalah Semua orang akan mengalami kematian dan semua orang bisa mengalami kesedihan. Tetapi hal yang logis pula bahwa kita pantas meminta pertolongan Tuhan Yesus karena hati-Nya mudah digerakkan oleh belas kasihan dan Ia memang mampu memberi jalan keluar atas segala permasalahan kita bahkan ketika permasalahan itu sudah memuncak. Kalau Ia bisa membangunkan orang mati berarti Ia bisa melakukan apa saja.
Di luar sana, orang sudah menganggap Tuhan itu tidak ada. Mereka membunuh Tuhan dengan pikiranNya. Orang sangat memandang hina dan sinis dan mengatakan orang Kristen adalah  manusia primitif. Mereka tidak sadar  bahwa sesungguhnya merekalah yang patut dikasihani.

KETENANGAN HATI
“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.”  (1Petrus 4:7) 
Akankah hati kita akan ikut mengamuk saat badai mengamuk dalam kehidupan kita? rupanya Tuhan tidak pernah menjawab doa kita saat hati kita masih bergejolak tidak tenang, bahkan terang2an memprotes Tuhan. Tapi dalam ketenanganlah Tuhan berbisik kepada kita untuk mengatakan Jangan Takut Aku akan akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. 
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak  akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1Kor. 10:13) 

JALAN KELUAR
Saat kita tidak tenang, kita tidak bisa melihat jalan keluar. Saat kita tenang, kita menjadi sadar bahwa jalan keluar itu ada di dalam Yesus. Pencobaan datang dan pergi (bertubi-tubi, susul menyusul tidak pernah diduga). Pencobaan yang datang itu bisa makin menguat dan makin berat atau bisa juga kuat lemahnya itu fluktuatif. 
Sebagai manusia, kita merasa diri kita adalah sosok paling rasional. Oleh karenanya, hal-hal yang ada di luar pengetahuan kita cenderung kita anggap omong kosong. Beberapa kali, dalam Alkitab kita menjumpai Tuhan yang seakan-akan hendak meruntuhkan kesombongan logika manusia. Daud-seorang anak tanpa pengalaman perang-mengalahkan Goliat; Nuh membangun bahtera di tengah musim yang sedang kering;  “Wah Perkembangannya sudah separah ini, mana mungkin dapat diperbaiki. Dokter berkata begini, ahli ekonomi menyimpulkan begitu, ahli hukum berpendapat demikian, pendapat orang pintar lebih menakutkan lagi”. Pernahkah kita bertanya kepada Sang Ahli Sejati.  Badai bisa mengamuk kepada siapa saja, baik di tempat kerja, di rumah tangga, di bangku pendidikan dll. Badai itu seolah-olah akan meruntuhkan karir, reputasi, keutuhan rumah tangga, prestasi akademis dll.
Apa yang terjadi jika logika kita menyimpulkan adanya jalan buntu berupa tembok yang tinggi yang tidak mungkin kita lompati. Itulah saatnya logika/pikiran  membunuh hati dan merontokkan iman. Pikiran memberi sinyal ke hati dengan mempropagandakan adanya sesuatu yang harus kita kuatirkan. Itulah suatu momen yang disebut sebagai matinya iman kita sekaligus tumbuhnya benih keraguan. Dalam keadaan seperti ini, kita akan sakit kepala memikirkan masalah itu, kita tidak lagi mampu memikirkan hal-hal kecil di luar masalah tersebut.
Mempercayai hal yang tidak masuk akal itu masih masuk akal selama itu didasarkan pada Firman Tuhan.  Ibr 11:1  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dalam kehidupan iman, kita akan banyak  terlibat dalam kehidupan yang tidak masuk akal. Dan kita akan terombang-ambing jika jika kita tidak memasrahkan hal yang tidak masuk akal tersebut kepada Tuhan kita. Saat hati tidak tenang, logika akan tampil menonjol.
Seringkali kita mengharapkan Mukjizat dengan menghindari masalah. Padahal mujizat tidak mungkin datang kalau tidak ada masalah. Besar kecil mujizat juga tergantung besar kecilnya persoalan hidup.

REALITAS KEHIDUPAN
Faktanya, ada orang yang sudah setiap saat berdoa untuk keselamatan dalam perjalanan hidupnya. Tapi fakta berikutnya, orang tersebut tetap saja mengalami kecelakaan dalam perjalanan kehidupan. Tapi fakta yang pasti adalah bahwa hal itu pasti terjadi seijin dan sepengetahuan Tuhan. Karena Tuhan mengijinkan dan tahu hal itu terjadi, maka Tuhan akan mendengarkan seruan doanya. Bukan tanpa maksud apa-apa jika Tuhan mengijinkan apapun terjadi dalam hidup kita.  
Dia adalah Allah yang bertanggung jawab atas hidup kita. Di dalam Dia pengharapan tidak pernah mengecewakan. Allah kita bukanlah tipe yang suka meninggalkan tanggungjawab. Faktanya kita sudah ketabrak, dihantam, tertekan, tapi pasti Ia sediakan jalan keluar. Dia tahu kapan saatnya kita berada dalam batas kekuatan kita. Inti dari hal tentang iman adalah meyakinkan Yesus bahwa kita memiliki iman kepada-Nya.   “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."  (LuK 5:20).

Akhirnya, sadarilah bahwa Tuhan itu masih ada dan akan selamanya ada untuk kita  Tuhan ada untuk memberi jalan keluar atas persoalan hidup kita. Tenangkan hati untuk mendengar Tuhan berbisik dan menepuk bahu kita. Jangan percaya pada pengertian kita sendiri, itu sumber kekhawatiran dan keraguan. Permasalahan hidup adalah untuk mendekatkan kita kepada Tuhan dan menguatkan iman kita.