Mengingatkan Dia Supaya Tetap Ingat Janjinya

“Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena Engkau telah membuat aku berharap.” (Maz 119:49), Begitu besar pengharapan pemazmur akan janji pertolongan Tuhan sehingga ia mengingatkan Dia supaya tetap ingat janjiNya. Pengharapan dan keyakinan yang sama besarnya tetap harus kita pelihara dan tujukan kepadaNya untuk mendatangkan pertolongan dariNya. Oleh sebab itu, milikilah iman yang sama dengan seorang perempuan yang memiliki iman dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Mat 9:21)  

Kemerdekaan Yang Utuh

Oleh: Pdt. Wahyu Wahono, A.K., M.Th.
 
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” ( Yohanes 8: 38 )]
“ Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepadaNya, Maka kata-Nya kepada orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, kebenaran itu akan memerdekakan kamu”. Jawab mereka, “ Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun . Bagaimanakan Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka:”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka”.
Berangkat dari judul atau tema di atas maka perlulah kiranya dimuculkan dua pertanyaan besar yaitu; “Apa dan Mengapa kemerdekaan yang utuh itu? Dan, bagaimana mendapatkan kemerdekaan yang utuh?”
Pengantar
Setiap tanggal 17 Agustus kita dapat mengenang kembali hari kemerdekaan bangsa Indonesia dari cengkeraman, perbudakan dan penindasan kaum kolonial. Hari Proklamasi kemerdekaan itu telah menjadi tonggak sejarah yang amat penting bagi bangsa Indonesia. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah bebas dari penjajahan kaum kolonial, walaupun selanjutnya berbagai tantangan harus dihadapi untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai. Tantangan yang datang ternyata bukan datang dari luar saja, tetapi juga dari dalam. Sehingga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) juga ada dalam tantangan. Oleh karena itu kita sebagai anak bangsa dan seluruh elemen di NKRI ini harus merapatkan barisan dan melawan semua bentuk pemecahbelah, terorisme dan apapun yang mengancam NKRI.
Secara lahir kita telah bebas dari perbudakan penjajah yaitu bangsa lain diantaranya; Belanda, Jepang dan Portugis, namun secara batin kita masih mengahadapi persoalan dan terus­menerus berjuang untuk melawan berbagai-bagai tantangan hidup. Kita belum benar-benar mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya. Kemerdekaan yang utuh yaitu ketentraman, kedamaian, kemakmuran dan keadilan lahir maupun batin ternyata masih jauh dari kita.

Kita berusaha lepas dari semuanya itu tapi kenyataannya kegagalan yang didapat sehingga membuat hati kita semakin sedih, gelisah, kecewa, frustasi, cemas, setres, dan berbagai kondisi hidup menimpanya. Negeri ini dimana kita sebagai anak bangsa menjerit "Aku ingin bebas, aku ingin kemerdekaan sejati, aku ingin lepas dari itu semua" terdengar disana-sini. Suatu kenyataan yang tidak dapa dipungkiri, bahwa jeritan hati setiap insan yang dibelenggu atau diperhamba oleh persoalan dan masalah hidup masih terdengar disana-sini. Kemerdekaan yang utuh masih jauh, belum tercapai, itulah kenyaataan .

Apa dan Mengapa kemerdekaan yang utuh itu?
Sejak Adam dan Hawa melawan perintah Tuhan, mereka jatuh ke dalam dosa. Sejak itulah dosa masuk ke dalam dunia, dan oleh dosa itu juga maut menjalah semua orang. "Sebab semua orang telah berbuat dosa" dan kuasa maut terus­menerus menindas manusia itu sendiri. Perbudakan, penindasan dosa itu meliputi seluruh manusia yang besar, kecil, tua, muda bahkan sejak dari kandunganpun manusia sudah terinfeksi dosa. Celakanya dosa itu meliputi seluruh unsur manusia yaitul tubuh, jiwa dan rohnya. Keberadaan yang demikianlah maka tidak ada alasan manusia untuk menyelamatkan dirinya dengan bentuk dan cara apapun. Manusia telah rusak moralnya dan semuanya itulah sebabnya dikatakan upahnya adalah maut yaitu api neraka. Sungguh mengerikan bukan?
Manusia berdosa adalah manusia yang ada dalam penjajahan kuasa gelapan. Hati, pikiran dan seluruh keberadaan manusia terjajah dan dibelenggu oleh Ibilis. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari cengraman-nya. Manusia ada dalam kemauan dan kehendak setan. Seluruh kehendak dan kemauan manusia terprotek oleh Iblis. Manusia tidak dapat melepaskan dirinya. Seluruh keberadaan manusia ada dalam penjajahanya. Manusia dalam seluruh keberadaannya menjadi hamba Iblis dan hamba dosa. Itulah sebabnya manusia memerlukan pribadi yang dapat memberikan kemerdekaan yang utuh, yaitu yang meliputi; tubuh, jiwa dan rohnya.

Dalam konteks pengetahuan manusia memang banyak yang dianggap benar. Namun suatu kenyataan bahwa benar dalam konteks pengetahuan dunia dan manusia tidak dapat menjadi alat, obat dan pembasmi dosa. “Kebenaran” dalam koteks manusia tidak akan mampu dan dapat menghancurkan kekuasaan Iblis. Hanyalah “KEBENARAN” dalam Tuhan Yesus Kristuslah yang dapat menyelesaikan penyakit yang membahayakan yaitu dosa dan menghancurkan kuasa Iblis. Kebanaran dalam Tuhan Yesus tidak membutuhkan tambahan, sudah cukup untuk menyelesaikan dosa dan menyelematkan manusia dari api jahanam.

Bagian firman Tuhan di atas menunjukkan arti dan perlunya kemerdekaan yang sebenarnya yaitu kemerdekaan yang utuh dalam kehidupan setiap manusia. Karena dikatakan bahwa semua manusia telah terjajah oleh dosa. Semua manusia membutuhkan kemerdekaan. Setiap orang perlu benar-benar merdeka lahir dan batinnya. Setiap orang perlu benar-benar merdeka yaitu mengalami dan mencapai damai sejahtera. Setiap orang perlu benar-benar merdeka yaitu terlepas dari kekangan takut, gelisah, setres dan berbagai penyakit jiwa yang melanda. Setiap orang perlu sadar dari perbudakan guru yang menyesatkan dan membawa kebinasaan yaitu Iblis dan antek-anteknya, dan berpaling serta menyerahkan diri serta menjadi murid dari Guru Agung yang akan dan menjamin hidup dalam kesentosaan. Setiap orang perlu dimerdekakan dari penjajah hati, pikiran bahkan seluruh hidupnya. Setiap orang siapapun dia, dimanapun berada memerlukan kemerdekaan yang utuh.
Bagaimana mendapatkan kemerdekaan yang utuh?
Terungkap secara jelas bahwa prinsip dasar untuk ada dalam kemerdekaan yang utuh adalah percaya. Kita harus masuk dalam areal percaya dengan penuh kesadaran bahwa ada pribadi yang sanggup mengerjakan dan memberikan kemerdekaan yang utuh. Siapapun kita, bukan hanya orang Yahudi, tapi kita juga non Yahudi kalau percaya pasti akan memperolehnya.
Langkah berikut adalah tetap dalam perkataan-Nya atau firman-Nya. Ini berarti kita ada dalam penyerahan secara totol pada bimbingan dan arahan firman-Nya. Kita membuang semua konsep, ajaran-ajaran yang kita pegang dan jadikan sebagai kebanggaan atau unggulkan dari pada Dia yang adalah pencipta dan penguasa satu-satunya. Kita harus berpaut dan beriman pada Dia saja. Kita harus meninggalkan pengalaman dan keberimanan yang lampau, dan mengarahkan diri pada jaminan yang kekal dalam firman-Nya. Karena keselamatan hanya terjamin apabila kita tetap dalam firman-Nya. Murid yang sejati sudah seharusnya senantiasa taat pada perkataan-Nya. Sekarang kita ada pada satu keputusan yaitu tetap dalam kebenaran firman Tuhan, perkataan Tuhan Yesus Kristus, Sang Pembebas dan penolong satu-satunya. Langkah yang kita buat itu ternya akan membawa kita untuk mengetahui kebenaran yang memberikan atau menjamin kemerdekaan yang utuh itu.

. Dan sekarang perlu masuk dan menjadi murid yang sejati agar kemerdekaan itu akan benar-benar menjadi kenyataan. Sebagai murid sejati yaitu tetap dalam firman atau pengajaran-Nya. Ia tidak akan mendengar dan melakukan yang bukan firman Tuhan. Sebagai murid yang sajati akan tetap dan focus pada pengajaran-Nya. Sebagai murid yang sejati tidak akan pernah walau sedikit melupakan ajaran-Nya. Ia akan memegang apa yang dikatakan, “ Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, “ ( Amsal 3: 1 ).
Sebagai seorang yang telah masuk dan menerima kemerdekaan yang utuh sudah pasti tahu bahwa Allah mengasihi manusia, karena kasihNya yang besar itu maka Ia memberikan Sang Penyelamat atau Sang Pembebas bagi manusia. Perhatikanlah Firman Allah ini, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga dikaruniakan AnakNya yang tunggal itu, supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”. Yohanes 3:16. Sudah pasti bahwa seorang yang telah menerima kemerdekaan yang utuh tidak akan menyia-nyiakan kasih yang begitu besar dan luar biasa.
Yesus Kristus datang untuk menebus manusia dari dosa­dosanya, agar manusia yang sungguh percaya dan menerima Dia akan memperoleh kemerdekaanyang utuh dan sejati. Dia yang tidak berdosa memerdekakan kita dari kuasa dosa dan maut, dengan cara Ia mati di kayu salib. Kemerdekaan yang utuh dan sejati hanya ada di dalam Yesus Kristus. Di luar Yesus yang ada hanyalah perhambaan dan kehidupan menuju kebinasaan. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun bener-berar merdeka. Yoh 8:36. Sekarang Anda, saya dan kita semua yang percaya, menderima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi ada dan pasti benar-benar merdeka. Untuk itu marilah kita teriakkan yel-yel, “Merdeka, merdeka, merdeka”. Merdeka roh kita, jiwa kita, tubuh kita. Merdeka selama-lamanya yaitu dibumi dan di sorga. Merdeka takkala kita hidup di dunia ini maupun kelak kita meninggalkan dunia ini. “ Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya”. ( I Tesalonika 5: 23,24 ). SALAM MERDEKA, OYE.