So Don't Quit !

Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.(Yesaya 40:31)

Di dalam kehidupan ini, Tuhan telah menyediakan begitu banyak kesempatan yang dapat kita pergunakan. Ada beberapa orang yang menganggap remeh tindakan yang harus diambil dan juga usaha yang harus dibayar, namun pada akhirnya menyesal karena tidak melakukannya. Hanya sedikit orang yang mempunyai keyakinan dan iman sambil terus bekerja sampai ia mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik. Kehidupan yang selama ini ia impikan.

Winston Churchill, perdana menteri Inggris yang sangat dikenal, pernah tinggal kelas pada saat kelas enam sekolah dasar. Steven Spielberg dikeluarkan dari sekolah menengah atas dan tidak pernah kembali ke bangku sekolah. Bahkan sempat ditawarkan masuk sekolah luar biasa. Albert Einstein mendapatkan angka-angka yang jelek pada waktu bersekolah sampai-sampai gurunya meminta dia untuk berhenti sekolah karena dinilai tidak akan berhasil. Tokoh-tokoh besar tersebut mempunyai catatan yang mungkin lebih buruk daripada kita, namun kegagalan itu membuat mereka bangkit dan berhasil, karena karakter mereka yang pantang berhenti.
Seringkali komitmen terhadap sukses yang ingin diraih diuji oleh tantangan kehidupan. Sikap pantang menyerah adalah salah satu yang jelas membedakan antara sang juara dan sang pecundang. Kegagalan sering kali menghantui, sehingga kita tidak mencapai tujuan yang diinginkan. Tapi percayalah, apa pun hasilnya pasti lebih baik dibandingkan jika kita menyerah. So, don't quit!


Seorang juara adalah ketika ia mau bangkit dari setiap kegagalannya.

Kecintaan Pada Keluarga

Kecintaan kepada keluarga atau yang lebih spesifik kepada pasangan hidup bisa atau biasanya diawali dengan masa perkawanan dan kemudian meningkat pada masa pacaran, selanjutnya dua insan tersebut memasuki kehidupan berumah tangga. Harapan setiap orang yang terlibat di dalamnya adalah supaya keduanya termasuk anak-anak mereka tetap saling setia dalam ikatan keluarga tersebut. Ketentuan yang berlaku di beberapa sekolah tinggi Theologia adalah bahwa setiap mahasiswa hanya diijinkan berpacaran dengan sesama mahasiswa dalam kampus yang sama sebanyak satu kali. Putus sambung pacaran tetap diijinkan selama ia berpacaran dengan mahasiswa yang sama. Hal ini salah satunya dimaksudkan untuk mendorong mereka untuk lebih bersungguh dalam menilai urusan pasangan hidup.

Sepasang suami istri datang ke sebuah sumur keramat untuk meminta berkah dalam hidupnya. Pertama, sang suami melemparkan bunga tujuh rupa ke dalam sumur tersebut sambil komat-kamit membacakan doa dan keinginannya. Beberapa waktu kemudian giliran istrinya untuk melakukan seperti apa yang telah dilakukan sang suami, memanjatkan keinginan pada sumur keramat tersebut. Si istri begitu khusuk, menunduk begitu dalam sehingga ketika suaminya memegang pantatnya si istri justru jatuh ke dalam sumur dan mati tenggelam. "Wow, terkabul! Benar-benar sumur keramat," kata si suami spontan.
(kutipan dari www.kapanlagi.com/a/sumur-keramat.html)

Rupanya kisah di atas membuktikan betapa mahal dan langkanya untuk menemukan kecintaan kepada keluarga. Banyak orang yang mengalami kesulitan besar dalam memelihara kesetiaan. Diyakini bahwa kesulitan besar untuk menjadi setia menimbulkan kesulitan bagi orang lain yang seharusnya pantas dan layak mendapat kesetiaan dari mereka yang tidak setia.Intinya, ketidaksetiaan itu menimbulkan korban.

Memang tidak mudah menemukan pribadi yang setia. Bahkan sering kali orang mengutarakan keluhannya atas mutu kesetiaan sahabatnya. Mereka tidak gampang menerima keadaan saat mengetahui bahwa orang-orang dekat yang mereka kasihi justru menjadi orang yang mereka simpulkan sebagai orang yang telah mengkhianatinya. Itulah mengapa pemazmur sangat memberi perhatian dan keprihatinan tentang arti penting keberadaan orang yang dia sebut sebagai seorang sahabat. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. (Maz. 17:17). Tentu saja pemazmur merasa bahwa kehadiran sahabat sangat ia butuhkan di saat orang-orang dekatnya tidak peduli kepada keresahan hatinya.
Kembali kepada hal kesetiaan atas keluarga, kesetiaan bertipe ini juga disimpulkan sebagai sedang memudar. Semakin banyaknya peristiwa ketidaksetiaan juga sudah membuahkan diterbitkan banyak aturan formal (undang-undang) yag mengurusi urusan  yang sebenarnya menjadi urusan internal rumah tangga seseorang.

Dalam Alkitab kita bisa menemukan salah satu tokoh yang pantas diteladani. Dia adalah Yosua. Dia tidak hanya memiliki mutu kesetiaan yang tinggi dan dalam kepada bangsanya tapi juga pada keluarganya. Komitmennya dapat kita baca di ayat ini : Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15).   
Ucapan itu selain merupakan tantangan Yosua kepada bangsanya, yakni tantangan supaya mereka tetap setia kepada Tuhan, juga menggambarkan ketegasan Yosua dalam memutuskan sesuatu untuk kebaikan keluarganya. Ia setia kepada keluarganya  oleh karena itu ia berprakarsa dan melakukan yang terbaik untuk keselamatan keluarganya dengan membawa keluarga tersebut pada kehidupan yang disertai hadirat Tuhan. Bisa kita bayangkan bahwa kalau itu merupakan tantangan kepada bangsanya, tentu saja erat dengan keadaan saat itu dimana makin banyak orang, tetangga, kerabat, rekan kerjanya yang secara tidak sadar menjauh dari Tuhan sehingga sangat dimunkinkan berakibat buruk kepada keluarga mereka. Hal itu yang dilihat Yosua dalam pengalaman hidupnya di tengah bangsanya yang sering plin-plan kepada Tuhan. Yosua menyadari bahwa tak seorangpun termasuk tak satu keluargapun akan luput dari hukuman Tuhan jika mereka tak bosan-bosannya mengabaikan Tuhan.

Akhirnya, tantangan Yosua kepada bangsanya untuk memutuskan sesuatu, juga mestinya menjadi tantangan bagi kita untuk berprakarsa dan mewujudkan kesetiaan dan kecintaan kepada keluarga kita. Moga kita senantiasa dimampukan olehNya dalam megupayakan kebaikan bagi keluarga kita, yakni kebaikan yang dikenanNya. Amin. God bless you and beloved family.
 
(Soerjan - Berita Mimbar Magazine)

Berseru Memanggil Nama “Bapa” Tanpa Rasa Takut

Pendahuluan: 

Banyak anak yang tidak mengetahui ayah mereka.  Banyak juga yang mengetahui tetapi tak pernah merasa mempunyai ayah, sedangkan lainnya masih memiliki ayah tetapi bagi mereka sebaiknya tidak  mengetahui tentang ayah mereka. Dengan kata lain tidak mau tahu menahu tentang ayahnya. Hanya ada satu anak yang telah lahir tanpa berpredikat sebagai anak yang memiliki ayah manusiawi, namun memiliki ayah yang disebut  “Bapa dari Segala-galanya”

Dasar penelitian:  Apakah artinya memiliki Allah sebagai Bapa?
I.       Berarti bahwa  kita  memiliki Bapa yang menyambut  kita. (Ibrani 4:16)       
          A       Dalam segala keadaan  (Mahatahu)
          B       Untuk setiap sebab (Mahakuasa)  
          C       Pada setiap waktu  (Mahahadir)
          D       Selamanya (Mahakekal)

II       Berarti bahwa kita memiliki Bapa yang layak dipuji (Wahyu 4:11)
          A       Melalui rasa hormat kami
          B       Melalui kasih kami
          C       Melalui sembahan kami

III      Berarti bahwa kita memiliki Bapa yang kaya  (1 Petrus 1:3-5)
          A       Dengan kelimpahan anugrah
          B       Untuk hidup berpengharapan
          C       Dengan warisan yang tak kan pudar
          D       Dan tempat yang disediakan di surga

Aplikasi / tantangan;

Sangat menyedihkan bahwa hari ayah tidak selalu membawa sukacita yang besar bagi jemaat gerejaTuhan. Banyak yang justru mengalami sebaliknya.

Namun demikian kita memiliki Bapa yang selalu dekat pada setiap saat , yang layak untuk dipuji, dan yang memiliki kekekalan dalam tangan-Nya.  Anak-anak memang benar. , Allah kita  adalah Allah yang mengagumkan. 

(J.A Gilmartin  ph/june/05)

Ilustrasi


LETAKKAN BEBAN ANDA

            
Suatu ketika ada seorang wanita hendak bepergian. Wanita itu dikenal sebagai orang yang selalu khawatir. Ia membawa sebuah keranjang yang nampaknya cukup berat saat menaiki tangga kereta. Setelah mendapatkan tempat duduk, ia masih saja menjinjing keranjang yang dibawanya. Seorang penumpang lain menoleh kepadanya danm berkata, “Bu, letakan saja keranjang Ibu di kolong tempat duduk. Kereta inilah yang akan membawa beban Ibu, sekaligus mengantarkan Ibu sampai ke tujuan.”



PENYIKSAAN KEKAL

Seorang pendeta berkhotbah mengenai penyiksaan kekal. Hari berikutnya,  seorang pemuda datang menemui dia untuk berdebat tentang apa yang ia pernah dengar dari khotbah pendeta. Ia berkata kepada pendeta, “Saya percaya bahwa ada perbedaan antara apa yang Anda percayai mengenai penyiksaan kekal. Sekarang saya datang untuk mencari titik temu untuk perbedaan pendapat kita.”

Pendetapun berpikir sejenak. Kemudian berkata kepada pemuda itu. “Tidak ada perbedaan pendapat antara Anda dengan saya. Jika anda membuka Matius 25:46 maka anda akan menemukan bahwa Anda sedang membantah Tuhan Yesus. Maka dari itu saya sarankan supaya secepatnya Anda pergi untuk menyelesaikan perbedaan pendapat antara Anda dan Dia. (”Majalah Berita Mimbar)

 SAMA SAMA KEPALA BATU

Dalam suatu perselisihan rumah tangga terjadilah perdebatan memuncak:
Istri:   Mengapa kamu tidak lagi mau melakukan apa yang sudah kita sepakati
          sehingga rumah tangga kita makin berantakan. Aku kecewa kamu tidak melakukan apa yang  aku harapkan.
Suami:Yah, karena kamupun juga melakukan hal-hal yang aku tidak suka.  Aku juga sudah tak tahan dengan semua  ini.
Karena makin jengkel istri berkata lagi: Ya sudah kalau begitu kelak kalo kamu mati aku tidak akan urus jenazahmu. Aku tidak mau tahu apakah akan ada yang melayat kamu atau tidak.
Tak kalah nekatnya, suami berkata: Tidak ada apa jika kamu tidak pedulikan aku saat aku mati. Kalau kamu tidak urus jenazahku, aku juga tidak akan berikan uang sumbangan kematianku kepadamu. (May G)






MEMBERIKAN SEMUA YANG SAYA TIDAK PUNYA

Seorang petobat baru menyatakan keputusannya untuk memberikan semua yang ia punya kepada TUHAN.  Ia berkata, “Pak pendeta,  kalau saya mempunyai 50 ekor kambing,  saya akan memberikan 25 ekor kepada Tuhan.”  “Itu bagus,”  kata Pendeta missionari: Jika kau mempunyai 30 ekor,  maukah kamu memberikan 15 ekor kepada Tuhan?”  Pak Pendeta terus mengejar.  “Kau tahu saya akan memberikannya,”  jawabnya.  Kemudian Pak Pendeta berkata lagi,  “Jika kau mempunyai 2 ekor,  maukah kau  memberikan 1 ekor  kepada Tuhan?”  “Oow,  pak pendeta,  jangan tanya begitu kepada saya.  Anda tahu saya hanya mempunyai 2 ekor babi.”



Jendela Dunia Baru

Beberapa tahun yang lalu,  saya tinggal disebuah bangunan apartemen tempat tinggal saya.  Saya bisa memandang melampaui lorong antara dua bangunan apartemen ke arah apartemen sebelah yang sama lantainya dengan saya. Di situ tinggal seorang wanita,  yang tidak saya kenal,  sekalipun saya bisa melihat begitu ia duduk di dekat jendela setiap sore untuk merajut atau membaca.Setelah beberapa bulan berlalu,  saya mulai mendapati jendala itu nampak kotor.  Segala sesuatu telah kabur karena corengan.  Saya berkata kepada diri sendiri, “heran,  mengapa wanita itu tidak membersihkan jendela apartemennya?Jendela itu kelihatan mengerikan!”

Pada suatu pagi yang cerah, saya memutuskan untuk membersihkan apartemen saya sesuai dengan kebiasaan tahunan.  Juga saya mencuci kaca jendela bagian dalam.Pada petang hari,  setelah semua rampung,  saya duduk dekat jendala dengan secangkir kopi pelepas lelah.  Saya terkejut.  Di sebelah sana,  wanita itu terlihat duduk dekat jendela seperti biasanya.  Saya bisa melihatnya dengan jelas.  Jendela apartemennya bersih!Kenyataan itu menyedarkan saya.  Saya mengeritik jendelanya yang kotor,  tetapi saya  memandang lewat jendela saya sendiri yang kotor!Hal itu benar-benar pelajaran yang obyektif.  Betapa sering saya melihat,  dan mengeritik orang lain melalui selubung kedunguan saya sendiri,  melalui kabut kekurangan saya sendiri.

Sejak itu,  setiap kali saya tergoda untuk menghakimi orang,  terlebih dahulu saya bertanya kepada diri saya sendiri,  “Apakah saya melihat kepadanya melalui jendela saya sendiri yang kotor ?” Kemudian saya  mencoba menggosok,  memoles jendela dunia saya sendiri supaya saya dapat melihat dunia luar dengan lebih jelas. Dan tahukah Anda? Cara itu terbukti ampuh. ( Ruth E Knowlon, Majalah Berita Mimbar)

JANGAN LEWATKAN KESEMPATAN

“Ingatlah baik-baik, sekarang inilah waktu yang diperkenankan itu.
Sekarang inilah hari untuk diselamatkan” ( 2Kor 6:2/BIS).

Masa kini terletak di antara masa lalu dan masa depan. Masa kini merupakan saat yang sangat penting di antara apa yang telah terjadi pada kita dan apa yang akan terjadi. Masa kini merupakan masa peralihan yang menarik.
Harta kita yang terbesar adalah bukan yang kita mampu kumpulkan pada masa lalu atau warisan yang akan kita terima, atau kemungkinan masa depan yang lebih cerah. Harta kita yang terbesar yang dapat kita peroleh adalah kesempatan saat ini juga, saat sekarang. Apa yang dapat ditawarkan oleh masa kini kita kepada kita?  Jangan biarkan masa lalu, atau mimpi masa depan memperbudak kita. Di sini dan kini merupakan saat yang sangat penting dalam hidup kita. Dengan tangan yang satu kita memegang masa lalu dan dengan tangan yang lain kita menyentuh masa depan.
 Seorang penulis Perancis suatu kali menulis, “Jangan terima abu tapi terimalah api dari masa lalu.” Kalau yang Anda peroleh dari masa lalu adalah sesuatu yang sudah mati, maka itu adalah abu. Namun, kalau itu sesutu yang hidup, maka Anda harus menggunakannya pada masa kini. Apakah agama Anda abu atau api?
Di lain pihak, jangan menjadi pemimpi sampai merisaukan masa depan. Jangan katakan, “Saya belum butuh Allah sekarang, tapi pada masa yang akan datang mungkin akan saya pertimbangkan.” Anda mungkin beranggapan bahwa Anda akan mempunyai kesempatan pada masa depan, tetapi masa depan mungkin tidak pernah menjadi kenyataan. Setiap saat Allah memang siap memberi keselamatan kalau kita mencarinya, tetapi mungkin kita tidak sempat lagi mencarinya. Dan ada satu hal yang tidak akan Allah lakukan, yaitu memaksa Anda menerima sesuatu yang Anda tidak mau- - bahkan sekalipun itu untuk keselamatan Anda. Allah bukan diktator yang mendesakkan kehendakNya kepada sasaranNya.
 Suatu hari seorang pencinta hikmat menanyai seseorang didekatnya, “Anda mau jadi apa kalau Anda dapat memilih? Menjadi orang kaya yang kejam, atau menjadi orang yang baik hati tapi tidak punya apa-apa?
Orang yang sekedar lewat itu berpikir sejenak dan kemudian menjawab, “Saya ingin menjadi orang kaya dalam kehidupan masa kini dan menjadi orang baik hati pada kehidupan yang akan datang.” Ini yang sering menjadi pandangan hidup orang-orang masa kini. Mereka mau hidup untuk diri mereka sendiri di bumi ini tetapi mau juga menikmati sorga sesudah mati. Tetapi yang benar adalah, tidak bisa begitu.
Setiap saat Allah memang siap memberi keselamatan kalau kita mencarinya, tetapi mungkin kita tidak sempat lagi mencarinya.
Waspadalah supaya Anda tidak diperdayai oleh pendapat yang mengatakan kepada Anda bahwa Anda dapat hidup dengan cara apa pun yang Anda inginkan dan bahwa Allah adalah Allah yang baik yang tidak akan pernah menolak siapapun yang mau menikmati sukacita sorga. Pendapat demikian tidak punya makna, hanya impian. Pendapat seperti itu hanya angan-angan yang tidak dapat memperoleh hidup kekal bersama Allah kalau kita menolak Dia sementara kita masih hidup didunia ini. Kita sama sekali tidak dibenarkan menyalahkan Allah atas pilihan yang kita buat ketika Ia masih memberi nafas kepada kita. Tak pelak lagi, kitalah yang menentukan masa depan kita. Kita akan tidur di ranjang yang kita siapkan untuk diri kita sendiri. Rasul Paulus benar tatkala ia mengatakan bahwa masa kini adalah masa yang paling gelap, karena masa depan hanyalah merupakan sambungan masa kini.
Masa depan tergantung pada apa yang Anda perbuat pada masa kini. Kita tidak dapat memperoleh hidup kekal bersama Allah kalau kita menolak Dia sementara kita masih hidup didunia ini.
Namun, sekaranglah, pada saat ini juga, Anda mempunyai kesempatan yang mungkin tidak akan pernah Anda jumpai lagi. Kesempatan ini bukan hanya merupakan kesempatan yang berharga, tetapi khusus. Jam kehidupan kita hanya berputar satu arah. Jam kehidupan kita secara perlahan akan tidak berputar dan akhirnya dihentikan secara mendadak dan tak terduga oleh kekuasaan yang besar. Apakah siap untuk saat itu?
Sekali Esau menjual hak kesulungannya, hak itu lenyap untuk selamanya. Demikian juga, sekali kita kehilangan kesempatan untuk bertobat, tidak ada garansi kita akan mendapat kesempatan yang lain “Siapa menunda keselamatan sampai pukul 11.00 kehidupannya, ia akan mati pada pukul 10.30.” Kalau Anda menunggu sampai Anda mendapat kesempatan yang lebih baik daripada sekarang, Anda akan didapati bahwa kesempatan itu tidak pernah muncul lagi.
Khotbah apa yang pertama kali Kristus sampaikan? Waktu itu Ia berkhotbah di sinagoge (rumah sembahyang agama Yahudi) Nazareth. Setelah membaca satu bagian kitab Yesaya, Ia menutupnya dan mengatakan, “Pada hari ini, genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya”  (Luk 4:21). Dengan kala lain, Ia hendak mengatakan, “Percayailah Alkitab bahwa sekarang juga Juruselamat berada di antara kamu.”
Khotbah apa yang terakhir kali Kristus sampaikan? Yaitu perumpamaan tentang sepuluh anak dara. Yang lima waspada dan berjaga-jaga Yang lima tidak begitu siaga.  Merka semua menantikan kedatangan mempelai pria. Lima yang bijak, sebelum pergi, mengisi lampu mereka dengan minyak cadangan. Tetapi lima yang lain tidak membawa minyak cukup. Tak terpikirkan oleh mereka bahwa bisa saja mempelai pria itu datang terlambat. Karena kedatangannya terlambat, lampu lima dara yang bodoh itu padam. Mereka pergi beli minyak, tapi pada waktu itu mempelai pria tiba dan mereka kehilangan kesempatan mengikuti pesta.
Wasapadalah supaya Anda tidak dipedayai oleh pendapat yang mengatakan kepada Anda bahwa Anda dapat hidup dengan cara apa pun yang Anda inginkan dan bahwa Allah adalah Allah yang baik yang tidak akan pernah menolak siapa pun yang mau menikmati sukacita sorga.
Waspadalah jangan-jangan kita pun kehilangan kesempatan itu. Kedatangan mempelai pria dalam perumpamaan ini melambangkan kedatangan Kristus untuk kali yang kedua, Anda mungkin menunda pertobatan Anda sampai pada suatu waktu di masa depan, dan Anda rasa bahwa kesempatan itu pasti sebelum mempelai itu, yaitu Yesus Kristus, datang. Tapi Anda tidak tahu kapan Kristus datang kembali untuk kali kedua. Allah tidak memberitahukan semua rencanaNya kepada kita. Ia telah katakan kepada kita bahwa Kristus akan datang secara tiba-tiba . Ia hanya akan menjemput mereka yang adalah milik kepunyaanNya dan meninggalkan yang lain melewati suatu masa sengsara besar yang belum pernah dialami dunia sebelumnya. Baca Wahyu pasal 6-19, maka pasti Anda menyadari mau menjadi salah seorang diantara yang dijemput dan dibawa kesorga adalah dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda. Biarkan dia lahir, hadir dalam hati dan hidup Anda. Keselamatan bukan hanya untuk masa depan. Keselamatan itu juga untuk masa kini. Keselamatan itu sudah tersedia sekarang juga.
Mengapa menunda bergaul akrab dengan kebaikan Allah? Rasul Paulus mengatakan kepada orang Korintus: “Ingatlah baik-baik, sekarang inilah waktu yang diperkenankan itu. Sekarang inilah hari untuk diselamatkan.”
 (Majalah Berita Mimbar )

Berduaan Dengan Tuhan

Di sebagian besar harinya, Don Miller, 83 tahun, bangun pagi jam empat.  Di pagi yang dingin dan buta, seiring merekahnya fajar Texas itu ia keluar rumah menuju taman untuk bertemu Tuhannya. Inilah jam doanya meskipun hal itu kini tidak ia lakukan sesering dan serutin di tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian, ia mengawali dan mengakhiri setiap harinya dengan doa. Sesungguhnya ia mempersembahkan alokasi waktu melalui jam doa. Sepuluh persen atau dalam hitungan kasar, 2 jam 40 menit dipersembahkan bagi Tuhan melalui jam doa.
“Doa adalah komunikasi intim antara Bapa di sorga dengan anak-Nya.” Demikian ia menjelaskan kepada para pendeta yang mengikuti konferensi. “Komunikasi harus berlangsung dua arah.”
Di konferensi itu Miller menjelaskan beberapa dasar bagi doa yang berhasil. “Berdoalah dengan sederhana. Jangan malah membuatnya rumit. Doa yang benar adalah bahasa kesendirian.” Lebih lanjut ia melukiskan bagaimana Yesus menyendiri dengan Allah (Luk. 9:18). Ketika seseorang menyendiri dengan Tuhan, dia bisa mencurahkan isi hatinya. Di saat itulah ia tidak lagi mendengar suara pesawat terbang di langit, kereta api, gonggongan anjing, “Ia dan saya sedang berduaan. Dia mendengar saya dan saya mendengar Dia. “Saya menyebutnya sebagai ‘doa di ruang isolasi.’”
“Kita semua  perlu menyendiri dengan Tuhan. Matikan pesawat televisi. Biarkan debunya saja yang keluar dari tabung TV itu. Jangan pikirkan hal lain selain Dia.” Miller, pendiri Bible-Based Ministry mengatakan bahwa pelayanannya meliputi tiga hal: “Hal ini bersangkut-paut dengan doa, pelayanan, dan orang Kristen yang bertumbuh dalam iman….  Banyak hal tentang doa disebut dalam Alkitab tetapi nampaknya doa malah menempati porsi paling kecil baik untuk dipahami ataupun diterapkan oleh orang percaya.”
Miller telah mengidentifikasi 750 wacana bacaan dalam Alkitab yang berhubungan dengan doa. Dalam Alkitab Miller telah menandai 250 ayat menurut cabang ilmunya masing-masing. Miller melayani konferensi doa dalam Bible-Based Ministry di gereja-gereja, biasanya kursus ini makan waktu tiga atau empat hari. Selama kursus ini Miller membawa pesertanya untuk menjelajahi 750 ayat doa.
Miller telah menjadi pendoa selama lebih dari 60 tahun. Tetapi sebenarnya perjalananannya dengan Tuhan tidak dimulai sebelum dia beranjak dewasa. Dia lahir pada 9 Maret 1922 di daerah pertanian dekat Bloomsburg, Penn. Dia menuturkan bahwa orangtuanya termasuk “orang baik-baik” tetapi bukan termasuk orang yang beribadah ke gereja. Dia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan selama perang dunia II saat ia berdinas di Angkatan Udara Amerika.
Dengan sedih Miller menceritakan bahwa kedua orangtuanya berpisah darinya ketika orangtuanya mulai bertobat sehingga “mereka tidak pernah tahu kabar saya.” Namun, meskipun Miller mengalami kerengggangan hubungan dengan bapa dunianya, hubungan baru dengan Bapa surgawi sanggup mengisi kekosongan hidupnya.
Setelah mengalami kecelakaan lalu lintas yang mematahkan tulang punggungnya dan melukai kepalanya, Miller bertekad memulihkan daya ingatnya dengan cara menghafal ayat-ayat Alkitab. Perlahan-lahan Tuhan memulihkan ingatannya. Miller mengatakan bahwa keberhasilah latihan menghafal dapat dicapai persis sama halnya latihan olah otot.  Sejak itu hafalan Alkitab telah menjadi kunci utama dalam pelayanannya dan dalam kegiatannya mengajar.
Selama proses kesembuhannya di Monroe, Louisiana, dia bertemu calon istrinya, Libby. Masing-masing dari keduanya ternyata telah berdoa untuk seorang pendamping yang beriman kepada Tuhan. Libby kini mengikuti Miller kemanapun Miller pergi untuk melayani. “Selalu bersama.” Miller menuturkan “Tak sekalipun gereja membayar tiket pesawat Libby karena Tuhan telah menyediakan cara bagi Libby untuk bepergian dengan saya.”
Ketika ditanya rahasia keharmonisan yang awet dan penuh kasih itu, ketika mereka merayakan ulang tahun perkawinan ke 60, Libby dengan cepat menjawab “Doa.”  Kami memulai dan mengakhiri setiap hari dengan doa bersama. Doa telah membuat perkawinan kami semakin manis dan semakin kuat setiap tahun.”

(
(Brent Thompson - Ph/Sep05/BM)

Propaganda Setan Yang Melemahkan Iman

  • (Luk 9: 37-43a)
Meski secara klinis tabib Lukas mendiagnosa bahwa anak itu sakit epilepsi tetapi Yesus sepakat dengan kesimpulan ayah dari anak itu yg menimpulkan bahwa penyakit anaknya disebabkan karena campur tangan setan.  Memang tidak semua masalah itu terjadi karena ulah setan, namun seringkali juga Setan memperburuk keadaan misalnya meyakinkan orang bahwa Yesus tidak bisa menolong masalah mereka yang begitu berat. Ia menyesatkan dengan menipu bahwa dialah yang bisa menyelamatkan orang dari permasalahan hidupnya. Untuk kali ini masalah kehidupan itu ayah dari anak yang sakit itu benar-benar bisa disebabkan oleh ulah setan.  Serangan spiritual menyebabkan kelemahan fisikal, jasmaniah. Setan begitu konsisten menggunakan strategi yang melemahkan yakni memproklamirkan kepada dunia bahwa dialah yang memegang kendali. Orang yang sedang mengalami masalah kehidupan sering termakan dengan propaganda Setan sehingga dia tidak lagi ingat siapa yang berkuasa.  Setan juga begitu pintar menggunakan strategi yang menyesatkan yakni yang memproklamirkan bahwa cara dia lebih mudah dan lebih instant. Banyak orang terjebak dalam praktik-praktik yang meyakini bahwa cara setan lebih efektif dan efisien misalnya bagi seseorang untuk dapat berkuasa, untuk dapa kaya, untuk dapat mencelakakan orang lain yang dianggap musuh atau penghambat..
1.   Apa yang Setan serang? “Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: “Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya anakku.” (Luk 9: 38)   Yang diserang itu bisa Orang/hal yang paling kita sayangi. Dalam kehidupan setiap hari, Setan menggunakan strategi yakni menggunakan kelemahan kita untuk menyerang kita, Sebaliknya Tuhan malah menggunakan kelemahan kita untuk untuk mengangkat kita dari kelemahan kita: Dikatakan dalam Yakobus 1:2  “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,” Memang ironis dan sulit untuk diterima. Ada banyak yang disayangi orang, mungkin orang dekatnya atau harta bendanya, karirnya, harga dirinya, keuangannya dan lain sebagainya.
2.   Berapa lama Setan menyerang? Di ayat 39  dikatakan  Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. Dalam Markus 9:21 dikatakan “Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya: “Sejak masa kecilnya.”  Sepertinya anak ini terlahir utk menderita. Mungkin dia pernah berpikir  “Lebih baik saya tidak dilahirkan.” Itulah ketekunan Iblis dalam menyerang manusia. Kalau bisa, ia akan menyerang manusia seumur hidup manusia.
3.   Seberapa dahsyat dia menyerang? “roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya.  Injil lain: bisu dan tuli  bahkan setan masih saja ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah. Kita bisa membayangkan  betapa menderitanya anak itu. Betapa Setan tidak mengenal ampun dalam menyakiti anak ini. Itlah mengapa orang yang melakukan penganiayaan kepada sesamanya sering disebut sebagai sedang kesetanan. 4.   Seberapa Kepekaan Yesus atas Permasalahan Hidup kita? Bersyukur, Tuhan Yesus tidak pernah ingkar janji untuk menunjukkan belas kasihNya kepada setiap orang yang ditemui atau yang menemui Dia. “Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah” (9-43b). KebesaranNya Nampak nyata saat Ia membagi kasihNya dengan tindakan nyata. Ada paling sedikit sepuluh ayat dalam Injil yang mengatakan “tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan. Hari inipun kita masih bisa menemui Dia dan Iapun berkenan ditemui oleh kita yang membutuhkan pertolonganNya.  Dalam kontek kisah itu, di saat murid-muridNya tidak mampu mengusir Setan, Yesus mampu dan mau melakukannya untuk kebaikan anak dan keluarganya yang sedang menderita. Di masa kini, kita perlu dan harus yakin bahwa di saat seolah-olah tidak ada lagi orang lain atau apapun yang bisa menolong kita, kita harus yakin bahwa Yesus bisa dan senang menolong kita kalau kita datang kepadaNya. Dalam kelemahan yg memuncak, kita sering mengijinkan Satan meyakinkan kita bahwa kita tidak mungkin menemukan wajah Yesus dan pertolonganNya.  Inilah saat bagi kita untuk memohon ampun kepadaNya karena kita tidak mempercayai Dia. Kekawatiran sering mencaplok iman kita. Kadang kita takut utk berdoa karena kita sudah lebih dahulu takut kalau doa kita tidak di jawab olehnya. Kita harus yakin bahwa Ia memiliki kuasa di atas kuasa apapun di dunia ini. Terlebih Dia memiliki hati yang gampang tergerak saat melihat kecemasan dan kesedihan kita. Ayat ini mengingatkan kita akan kebenaran itu “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” Kita telah melihat betapa tangisan diubah menjadi tarian. Tragedi sudah menjadi ketakjuban. Oleh karena itu marilah kita mengejar berkat untuk kehidupan pribadi kita supaya dunia melihat bahwa anak Tuhan itu diberkati Tuhan. Blessed to be a blessing.  Barangkali kita berangan untuk bertukar masalah dengan orang lain. Kita berkata “Saya mau menanggung masalah tapi bukan masalah ini. Saya mau teman saya menghadapi masalah saya dan saya yang menanggung masalah yang mereka hadapi.” Kita berharap bahwa renungan ini menyadarkan kita betapa Tuhan Yesus peka terhadap masalah kita jika kita mau datang kepadaNya. Diapun juga tidak mau bertukar penderitaan dengan orang lain menjelang menghadapi penderitaanNya. Mari kita bertekun untuk menggerakkan hatiNya yang tak pernah tega melihat pergumulan kita. Dialah satu-satunya pengharapan di saat kita tidak lagi bisa berharap kepada hal lain. Yang kita perlukan bukan sekedar berserah dan percaya, tapi mempercayakan dan memasrahkan berat beban kita kepadaNya. Sekaranglah saatnya.   (Soerjan)

BATAS-BATAS PENGETAHUAN MANUSIA

“….. dipercayakan rahasia Allah “

(I Korintus 4:1)


Alkitab mengatakan kepada kita bahwa tidak ada seorang pun yang dapat berdalih bahwa ia tidak mengenal Allah, karena Ia dengan jelas dapat dikenali dalam ciptaan-Nya [Roma 1:20]. Dan dengan cara yang sama pembaharuan jiwa dapat dikenali oleh orang lain melalui melihat akibat-akibat dalam kehidupan seseorang itu. Apa itu Allah ? Tidak seorang pun yang dapat memadai mendefinisikan sifat-sifat-Nya. Apa itu pembaharuan ? Tidak seorangpun dapat mendifinisikan dalam sifat-sifatnya kecuali dengan akibat akhir dalam kehidupan seseorang.



Seorang guru misionari menceritakan ihwal seorang perempuan Jepang yang bertanya kepadanya bagaimana sekiranya gadis-gadis yang cantik yang diterima oleh sekolahnya. “Mengapa tidak?” timpalnya, “Kami menerima semua gadis yang datang kepada kami.” “Tetapi” lanjut perempuan itu,”seluruh gadis anda nampak sangat cantik” “ Itu karena kami mengajarkan kepada mereka nilai jiwa mereka dalam pandangan Allah,” guru itu menjelaskan ,” dan ini yang membuat wajah mereka begitu cantik” “Baiklah” kata perempuan Jepang itu,” Saya tidak mau anak perempuan saya menjadi seorang Kristen, tetapi saya ingin mengirim anak perempuan saya itu ke sekolah anda supaya hal yang sama juga nampak pada wajahnya.



Kita tahu bahwa seseorang yang telah lahir kembali, bukan karena kita dapat menemukan kebenaran atau kenyataan pembaharuan itu pada suatu tempat pada tubuh mereka, tetapi karena kita dapat melihat buah-buah Roh yang membaharui mereka. Kita menanam benih di dalam tanah dan pada waktunya kita melihat pohon. Kita tidak dapat benar-benar menjelaskan proses itu, tetapi kita dapat melihat hasilnya. Hal itu merupakan suatu misteri namun suatu kebenaran, kenyataan.



Kebangkitan dari kematian merupakan fakta lain atau pernyataan lain yang nampak bertentangan dengan pengalaman kita, atau tidak kesesuaian. Apapun misteri yang dicentelkan kepada pokok ini –dan tidak dapat disangkal ada banyak—timbul dari keberadaannya diluar kemampuan kita dan pengamatan kita. Kita tidak mengetahui secara pasti makna apa kebenaran ini termasuk atau tercakup. Jelas tidak ada kemungkinan di dalamnya. Kuasa yang sama yang telah membentuk tubuh kita dapat dengan nyata merekonstruksinya. Keprigelan yang sama yang telah memelihara jati diri mereka melalui kehidupan dapat menanamkannya kepada tubuh kemuliaan pada kebangkitan. Itu merupakan kerja yang jauh melampaui kuasa manusia, mengatasi akal budi manusia. Itu merupakan bidang operasi Allah ke dalam mana kita tidak dapat masuk, dan jalan itu akan disempurnakan di antara rahasia-rahasia Allah sendiri.



Hanya andaikata tanam-tanaman tidak kita tahu, dan kita mengatakan keberadaannya di planet lain, kita akan mendapati hal itu sangat sulit untuk dipahami. Tanam-tanaman itu muncul, bertumbuh, menguncup, berbunga, dan memberikan buah; bahwa buah ini, jatuh ke bumi, dan menjadi rusak dan mati dan pasti hidup kembali, melestarikan keberadaannya, merupakan fakta yang akrab dengan semua kita. Tetapi itu tidak lebih kurang menakjubkan dan mengherankan. Hal itu merupakan misteri yang besar dalam proses dengan mana perubahan bentuk ini disempurnakan. Itu merupakan misteri besar sebagaimana yang terjadi dengan kebangkitan tubuh manusia.

 Kesulitan dalam kasus tanaman tidak akan cukup untuk menyebabkan saya untuk menyangsikannya dalam hal bukti pengertian saya, bagaimanapun. Tak ada misteri yang menyangkut kebangkitan tubuh tidak akan cukup untuk menyebabkan saya menyebut Allah sebagai pendusta, atau untuk mencoba menaruh batas antara apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin. Saya tahu bahwa sama-sama mudah bagi Allah untuk menciptakan dunia sebagaimana Ia menciptakan serangga yang paling kecil yang mengapung di udara.


Kita tidak seharusnya memperkecil unsur-unsur misteri yang mengiringi pewahyuan, karena misteri itu benar-benar cenderung untuk menambah kemujaraban Injil. Sasaran Injil adalah mendamaikan manusia kepada Allah—tentu saja tidak dalam hubungan yang sama, tetapi sebagai pelaku pemberontakan diperdamaikan kepada pemerintahnya yang sangat ramah, pendosa yang bersalah kepada Pembuatnya. Injil menyempurnakan hal ini dengan mewahyukan sifat-sifat Allah, dengan membuatnya dapat dikenali . Itulah sebabnya Injil disebut sebagai kuasa dan hikmat Allah, karena ia secara gamblang memperlihatkan sifat-sifat tabiat-Nya. Injil memperkenalkan Allah sebagai satu-satunya sasaran ibadat yang benar. Injil memperbaharui manusia pada posisi itu dalam mana dapat memanjatkan ibadat dan ketaatan yang dapat diterima.
Fakta dalam mana doktrin ini diletakan harus benar nyata dan tak dapat disangkal. Tetapi alasan doktrin ini, dan jauhnya serta hubungan selanjutnya, barangkali disembunyikan dari pandangan kita.



Allah adalah sembahan semesta yang layak, dan ini artinya bahwa pikiran kita harus menghormati Dia dengan perasaan kagum dan tak lazim. Tetapi pernyataan pikiran ini tidak pernah dapat diproduksi oleh segala sesuatu yang sepenuhnya dapat kita pahami. Kebiasaan membiakkan rasa jijik, dan kebiasaan yang berlebihan dengan hal-hal yang kudus kadang-kadang dapat memproduksi kekurangan penghargaan terhadap mereka. Semua pengejaran terhadap pengetahun merupakan suatu jenis penaklukkan . Tidak segera melakukan kita merasa diri kita sendiri tuan dari segala hal ketimbang berhenti memegang sebanyak minat bagi kita. Memproduksi perasaan kagum dan takzim merupakan hal yang esensial untuk ibadah, kita harus mempunyai kesadaran akan kerendahan hati kita sendiri, dan suatu keyakinan yang dalam bahwa ada sesuatu yang agung dan mulia dalam sasaran ibadat secara tak terbatas di atas konsepsi kita.



Makin dengan jelas kita menyadari batas-batas pengetahuan kita dalam setiap arahan semakin dalam kesan kita akan kebesaran Allah, dan makin dengan semakin dalam kita akan menghargai keluasan Keberadaan yang telah menyebarluaskan pekerjaan-Nya di sekitar kita dalam kelimpahan yang tak ada habis-habisnya. Kita juga akan menerima kenyataan bahwa Dia telah mengelilingi kita dengan rintangan –rintangan yang setiap pekerjaan-Nya dan setiap pemisahan pengejawantahan diri-Nya Sendiri, termasuk masalah-masalah yang tidak dapat kita lihat. Oleh karena itu, Wahyu menyesuaikan dirinya sendiri kepada posisi kita. Ia merupakan setelan bagi keadaan mental kita, dan bercampur dengan apa yang jelas dan dengan apa yang tidak jelas karena tidak meliputi pikiran kita yang terbatas, tetapi menuntun kita dalam jalan pengetahuan dan jalan kehidupan.


Spiros Zodhiates, Th.D
-Majalah Berita Mimbar